fenifuah.blogspot.com - Andai Saja Indonesia Dipimpin Lee Kwan Yew Bukan SoehartoKeepShareInfo - Berbagi Info
Lee Kwan Yew dan Soeharto Memulai di tahun yg sama 1965, memiliki hubungan pertemanan yg baik, bahkan ada kemiripian cara kerja diawal-awal pemerintahan, tapi nasib Soeharto dan Lew Kwan Yew (LKY) berbeda jauh. Soeharto mati tanpa hormat, LKY mati dipuji sejagat. Yang satu dikenang sebagai Bapak Koruptor, yg lain dikenang sebagai Bapak Bangsa.
Kalau saja Soeharto belajar dari LKY. Atau bahkan kalau saja, Indonesia dipimpin LKY dan Singapore di pimpin Soeharto, maka saya yakin tukar tambah freeport pun kita rela. Tapi apa lacur, semua sudah terlanjur, Singapore sudah dipuncak kejayaan, Indonesia sedang mulai membangun lagi.
Apa yg membuat Soeharto gagal, sementara LKY berhasil membawa negaranya mengalami keajaiban ekonomi? Ada 3 hal utama yg kita bisa pelajari dari sejarah, fakta-fakta pahit yg bisa jadi pelajaran bagi pemerintah sekarang dan yg akan datang:
1. Soeharto Bukan Soekarno
Apa artinya? Founding father adlh orang yg dipercaya oleh yg diatas untk meletakkan nilai-nilai luhur sebuah bangsa. LKY adlh founding father Singapore yg memiliki visi dan misi yg jelas ketika memimpin Singapore lepas dari Malaysia.
Sementara itu, Soeharto mendapatkan posisinya dari kudeta supersemar, dan dilanjutkan holocaust G305PKI. Jelas dua hal yg berbeda. Apa yg ditabur, akan dituai. Tidak perlu diperdebatkan lagi, 50 tahun taburan Soeharto sudah kita tuai buah busuknya di 98, dan sampai sekarang buah-buah kecut masih dituai. Taburan LKY, berbeda sekali, Singapore menjadi salah satu negara terkaya, teraman, sangat menghormati kebhinekaan, bahkan terminal bis saja ber-AC.
2. Soeharto Rasis, LKY Bhinneka
Isu SARA adlh taburan Soeharto yg paling meyakitkan bangsa ini. Sampai hari ini, kegaduhan politik masih terjadi karena kelompok-kelompok sektarian yg mengatasnamakan agama mencoba mengubah NKRI. Ketika nilai-nilai yg dianut sudah berbeda maka yg terjadi adlh konflik perabadan.
Pancasila yg adlh rahmat Ilahi untk bangsa ini, hanya dipergunakan untk kepentingan pemilu, belum menjadi worldview bangsa ini. Ketuhanan yg menjadi Sila nomer satu, tapi belum menjadi YANG TERUTAMA dlm hidup bangsa ini. Beragama tapi tak Bertuhan.
Semengara itu, LKY dgn segala kekurangannya, selalu menjadi HAM diatas segalanya. Tidak ada orang melayu yg dihinakan di negara yg jg sangat bhinneka ini.
Tiga bahasa resmi dipakai untk negara yg hanya sebesar Solo Raya jumlah penduduknuya : Inggris, Chinese, dan Bahasa Melayu.
Ini bukan hisapan jempol, ni realitas. Tidak perlu di analisis lagi, Singapore jauh lebih bhinneka dari kita yg burung Garudanya ada tulisan Bhinneka Tunggal Ika
3. Soeharto Menggunakan Hukum, LKY Menghidupi Hukum
LKY pun sebenarnya sedikit banyak membangun nepotisme. PM yg sekarang adlh anaknya. Bedanya, LKY benar-benar memberi contoh bagaimana TAAT HUKUM. Law enforcement benar-benar terasa di Singapore. Di Indonesia bagaimana? Reformasi baru berhasil membuka jalan perubahan, tapi belum selesai membangun sistem hukum yg adil.
Politik di Indonesia kasar dan sangat primitif. Kampanye hitam di pilpres 2014 kemarin semakin membongkar keadaan sebenarnya Indonesia. Ditambah, 5 bulan pemerintahan Jokowi memperlihatkan resistensi yg luar biasa akan perubahan di bangsa ini. Kanker korupsi disegala lini, kebijakan-kebijakan yg tumpang tindih, dan ketidakadilan dlm pelaksanaan hukum ada ciri-ciri dari tak tegaknya hukum di negeri ini.
Semuanya itu terjadi karena selama 33 tahun bangsa ni hidup dlm pembusukan hukum, dan 98 tak dipangkas secara total. Akibatnya sekaran ni masih butuh waktu untk benar-benar negara ni menjadi negara hukum. Minimal seperti Singapore. Sebuah harapan.
50 tahun sudah berlalu. Tidak bisa diputar lagi. Ini waktunya kita mengejar ketinggalan dari Singapore, bukan malah merecoki dgn demo-demo yg ga jelas. Stop menghakimi orang lain karena kulit dan agamanya, tapi ide dan wawasan yg harus dikedepankan.
fenifuah.blogspot.com |
Kalau saja Soeharto belajar dari LKY. Atau bahkan kalau saja, Indonesia dipimpin LKY dan Singapore di pimpin Soeharto, maka saya yakin tukar tambah freeport pun kita rela. Tapi apa lacur, semua sudah terlanjur, Singapore sudah dipuncak kejayaan, Indonesia sedang mulai membangun lagi.
Apa yg membuat Soeharto gagal, sementara LKY berhasil membawa negaranya mengalami keajaiban ekonomi? Ada 3 hal utama yg kita bisa pelajari dari sejarah, fakta-fakta pahit yg bisa jadi pelajaran bagi pemerintah sekarang dan yg akan datang:
1. Soeharto Bukan Soekarno
Apa artinya? Founding father adlh orang yg dipercaya oleh yg diatas untk meletakkan nilai-nilai luhur sebuah bangsa. LKY adlh founding father Singapore yg memiliki visi dan misi yg jelas ketika memimpin Singapore lepas dari Malaysia.
Sementara itu, Soeharto mendapatkan posisinya dari kudeta supersemar, dan dilanjutkan holocaust G305PKI. Jelas dua hal yg berbeda. Apa yg ditabur, akan dituai. Tidak perlu diperdebatkan lagi, 50 tahun taburan Soeharto sudah kita tuai buah busuknya di 98, dan sampai sekarang buah-buah kecut masih dituai. Taburan LKY, berbeda sekali, Singapore menjadi salah satu negara terkaya, teraman, sangat menghormati kebhinekaan, bahkan terminal bis saja ber-AC.
2. Soeharto Rasis, LKY Bhinneka
Isu SARA adlh taburan Soeharto yg paling meyakitkan bangsa ini. Sampai hari ini, kegaduhan politik masih terjadi karena kelompok-kelompok sektarian yg mengatasnamakan agama mencoba mengubah NKRI. Ketika nilai-nilai yg dianut sudah berbeda maka yg terjadi adlh konflik perabadan.
Pancasila yg adlh rahmat Ilahi untk bangsa ini, hanya dipergunakan untk kepentingan pemilu, belum menjadi worldview bangsa ini. Ketuhanan yg menjadi Sila nomer satu, tapi belum menjadi YANG TERUTAMA dlm hidup bangsa ini. Beragama tapi tak Bertuhan.
Semengara itu, LKY dgn segala kekurangannya, selalu menjadi HAM diatas segalanya. Tidak ada orang melayu yg dihinakan di negara yg jg sangat bhinneka ini.
Tiga bahasa resmi dipakai untk negara yg hanya sebesar Solo Raya jumlah penduduknuya : Inggris, Chinese, dan Bahasa Melayu.
Ini bukan hisapan jempol, ni realitas. Tidak perlu di analisis lagi, Singapore jauh lebih bhinneka dari kita yg burung Garudanya ada tulisan Bhinneka Tunggal Ika
3. Soeharto Menggunakan Hukum, LKY Menghidupi Hukum
LKY pun sebenarnya sedikit banyak membangun nepotisme. PM yg sekarang adlh anaknya. Bedanya, LKY benar-benar memberi contoh bagaimana TAAT HUKUM. Law enforcement benar-benar terasa di Singapore. Di Indonesia bagaimana? Reformasi baru berhasil membuka jalan perubahan, tapi belum selesai membangun sistem hukum yg adil.
Politik di Indonesia kasar dan sangat primitif. Kampanye hitam di pilpres 2014 kemarin semakin membongkar keadaan sebenarnya Indonesia. Ditambah, 5 bulan pemerintahan Jokowi memperlihatkan resistensi yg luar biasa akan perubahan di bangsa ini. Kanker korupsi disegala lini, kebijakan-kebijakan yg tumpang tindih, dan ketidakadilan dlm pelaksanaan hukum ada ciri-ciri dari tak tegaknya hukum di negeri ini.
Semuanya itu terjadi karena selama 33 tahun bangsa ni hidup dlm pembusukan hukum, dan 98 tak dipangkas secara total. Akibatnya sekaran ni masih butuh waktu untk benar-benar negara ni menjadi negara hukum. Minimal seperti Singapore. Sebuah harapan.
50 tahun sudah berlalu. Tidak bisa diputar lagi. Ini waktunya kita mengejar ketinggalan dari Singapore, bukan malah merecoki dgn demo-demo yg ga jelas. Stop menghakimi orang lain karena kulit dan agamanya, tapi ide dan wawasan yg harus dikedepankan.
other source : http://reddit.com, http://keepshareinfo.blogspot.com, http://docstoc.com
0 Response to "Andai Saja Indonesia Dipimpin Lee Kwan Yew Bukan Soeharto - Hobby"
Post a Comment