fenifuah.blogspot.com - BERTAMBAH usia bagi kaum Hawa memiliki arti yg sangat besar. Banyak orang bilang perempuan sangat dibatasi oleh usia. Karena itu, banyak perempuan yg sangat khawatir terhadap bertambahnya usia mereka. Bertambahnya usia berkonotasi pd semakin sempitnya kesempatan dan berkurangnya kebanggaan.
Semua itu, membuat hidup bagi perempuan bagaikan pilahan-pilahan sempit. Rentang waktu yg membanggakan hanyalah antara 20 hingga 40 tahun. Sebelumnya adlh usia anak-anak dan selebihnya adlh usia yg mengkhawatirkan karena harus berhadapan dgn ketuaan. Sungguh, semuanya membuat perempuan merasa begitu terkejar-kejar oleh waktu.
Orientasi Fisik
Ini semua adlh buah dari paham materialisme yg begitu ampuh memporak-porandakan eksistensi perempuan. Semuanya berorientasi pd fisik. Setiap perempuan dijejali propaganda untk tampil cantik dan sempurna agar bisa mendapatkan cita-cita yg dimimpikannya. Jenis-jenis kesuksesan yg diekspos pun yg berangkat dari modal fisik.
Perempuan yg cantik dan muda akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan, lebih diterima dlm pergaulan, dan memiliki masa depan yg lebih cerah dibandingkan mereka yg biasa-biasa saja. Sehingga anak-anak perempuan pun berlomba untk memoles diri agar masa depan mereka di usia dewasa terjamin oleh kecantikan dan penampilan. Ketika usia memasuki dasawarsa ketiga, perempuan pun segera dihinggapi kekhawatiran akan penampilan. Tanda-tanda penuaan yg mulai merambah wajah segera membuat kepercayaan diri menurun. Akibatnya, begitu banyak potensi yg lebih penting dibandingkan fisik, terabaikan begitu saja lalu padam sebelum waktunya.
Padahal, bertambahnya usia seharusnya membuat perempuan semakin bersinar dan membuat masa depan semakin cerah. Karena, bertambahnya usia berarti bertambahnya kedewasaan. Bertambah usia berarti semakin banyaknya hikmah kehidupan yg telah berhasil digenggam, sehingga langkah ke depan untk mencapai keberhasilan pun akan semakin ringan.
Tak mudah memang membangun pengertian ni di dlm benak kita. Karena, propaganda materialisme sedemikian kuat mencengkeram perempuan. Kesan yg dibangun dunia industri pun melulu menggunakan perempuan sebagai objek. Sehingga perlahan, tiap perempuan merasa tak sempurna, bila tak seperti yg terpampang dlm iklan.
Namun, tentu sebagai perempuan, kita sama-sama sepakat bahwa keadaan ni harus segera diubah. Inilah saatnya untk mengubah pandangan tentang usia, dimulai dari dlm diri sendiri.
Menjadi yg Dicintai
Hal pertama yg harus dikedepankan dlm benak kita adlh usia merupakan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala (SAW). Bertambahnya usia, selayaknya membuat kita menjadi manusia yg lebih bernilai di hadapan Allah SWT. Bila usia yg menapaki masa tua menjadi hal yg merisaukan, marilah menukar tempat kerisauan itu dgn semangat. Semangat untk melihat lebih dlm apa yg telah kita lakukan dgn usia yg semakin menjemput senja. Bila semangat evaluasi ni menuntun kita pd sebuah kenyataan bahwa tak banyak yg berarti dgn usia yg sekian lama kita lalui, teruskanlah menjadi semangat untk melakukan lebih banyak hal yg berarti.
Jadikanlah tiap pagi sebagai awal untk mengukuhkan eksistensi kita sebagai orang yg dicintai oleh Allah SWT. Sebagaimana sebuah riwayat pernah memuat percakapan antara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) dgn seorang Badui. Orang Badui yg kasar itu bertanya kepada Rasulullah tentang ciri-ciri orang yg dicintai oleh Allah SWT dan ciri orang yg dibenci oleh Allah SWT.
Namun, Rasulullah SAW justru balik bertanya kepada orang tersebut, Dapatkah engkau ungkapkan, bagaimana perasaanmu ketika bangun tidur? Orang Badui tersebut kemudian menjawab, Mula-mula yg kurasakan adlh keinginan untk melakukan kebajikan dan rindu hendak berkumpul dgn orang-orang yg senang berbuat baik. Jika aku tak bisa berbuat kebajikan, maka remuk-redamlah hatiku. Aku jg sangat berduka, jika tak dpt menjumpai orang-orang yg saleh dlm pergaulanku. Atas jawaban tersebut, Rasulullah tersenyum dan kemudian berkata, Kalau keadaanmu demikian, maka itulah ciri-ciri orang dicintai oleh Allah. Adapun ciri-ciri orang yg dibenci oleh Allah adlh mereka yg ketika bangun tidur sudah berencana untk berbuat maksiat serta ingin bersuka ria dgn ahli maksiat.
Bertambahnya pagi jg berarti bertambahnya usia. Bila tiap pagi yg ada di dlm hati kita adlh keinginan untk berbuat kebaikan dan berkumpul bersama orang-orang yg gemar berbuat baik, maka kita pun tak akan pernah merasa tua. Semangat untk melakukan kebaikan ni akan membuat kita menyambut hari esok dgn penuh harapan dan kegembiraan. Ini akan membuat kita merasa berarti dan berenergi untk melakukan hal yg benar-benar bernilai.
Optimis dan Ikhlas Sebuah penelitian membuktikan bahwa pembentukan sel dan hormon tubuh dipengaruhi oleh emosi. Setiap kali kita berbuat baik, maka terjadilah proses kimiawi dlm tubuh yg menjadikan sel yg terbentuk lebih berkualitas, hormon dan organ menjadi imun dan anti oksidan.
Fakta ni tentu dpt menunjukkan pd kita bahwa apa yg ada dlm hati dan pikiran kita jauh lebih penting dari berbagai produk kecantikan yg selalu ditawarkan untk memperlambat penuaan. Hati dan tindakan yg positif akan mendorong tubuh untk memproduksi sel baru yg lebih berkualitas, ni jg berarti peremajaan sel-sel tubuh. Hormon dan organ pun menjadi lebih imun (kebal) terhadap serangan bakteri dan virus yg menggerogoti kebugaran. Tubuh pun menjadi lebih terlindungi dari serangan racun dgn anti oksidan yg berhasil diproduksi oleh tubuh yg memiliki emosi yg baik.
Karena itu, penting kiranya untk semakin meringankan perjalanan usia kita dgn semangat ikhlas. Ikhlas untk memaafkan dan ikhlas untk mengambil hikmah dari tiap lembaran menyedihkan yg pernah kita lalui. Juga ikhlas merelakan segala hal yg urung kita miliki. Sikap seperti ni akan membuat hidup kita akan terasa lebih ringan dan optimis menyambut hari esok.
Kesedihan, kegelisahan, bahkan kemarahan biasanya lahir dari ketidakmampuan kita memiliki sesuatu seperti yg kita inginkan. Inilah yg kemudian melahirkan angan-angan yg membuat kita semakin tertekan dan menyesali keadaan. Akhirnya hidup pun terasa sempit.
Hidup dlm optimisme dan keikhlasan akan membuat kita tak pernah terbebani oleh kesedihan manakala kita tak dpt meraih sesuatu dan ambisi yg berlebihan. Ini akan membuat kita senantiasa menikmati hari-hari yg dikaruniakan oleh Allah. Merasa menjadi hamba yg beruntung dan tak akan terusik oleh hal-hal kecil seperti tanda-tanda penuaan sekalipun. Karena, dlm keadaan fisik seperti apapun, kita tahu apa yg harus kita lakukan. Sehingga kita pun tahu, bahwa kita akan senantiasa cantik dan bermanfaat dgn amal terbaik yg kita upayakan.*
Semua itu, membuat hidup bagi perempuan bagaikan pilahan-pilahan sempit. Rentang waktu yg membanggakan hanyalah antara 20 hingga 40 tahun. Sebelumnya adlh usia anak-anak dan selebihnya adlh usia yg mengkhawatirkan karena harus berhadapan dgn ketuaan. Sungguh, semuanya membuat perempuan merasa begitu terkejar-kejar oleh waktu.
Orientasi Fisik
Ini semua adlh buah dari paham materialisme yg begitu ampuh memporak-porandakan eksistensi perempuan. Semuanya berorientasi pd fisik. Setiap perempuan dijejali propaganda untk tampil cantik dan sempurna agar bisa mendapatkan cita-cita yg dimimpikannya. Jenis-jenis kesuksesan yg diekspos pun yg berangkat dari modal fisik.
Perempuan yg cantik dan muda akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan, lebih diterima dlm pergaulan, dan memiliki masa depan yg lebih cerah dibandingkan mereka yg biasa-biasa saja. Sehingga anak-anak perempuan pun berlomba untk memoles diri agar masa depan mereka di usia dewasa terjamin oleh kecantikan dan penampilan. Ketika usia memasuki dasawarsa ketiga, perempuan pun segera dihinggapi kekhawatiran akan penampilan. Tanda-tanda penuaan yg mulai merambah wajah segera membuat kepercayaan diri menurun. Akibatnya, begitu banyak potensi yg lebih penting dibandingkan fisik, terabaikan begitu saja lalu padam sebelum waktunya.
Padahal, bertambahnya usia seharusnya membuat perempuan semakin bersinar dan membuat masa depan semakin cerah. Karena, bertambahnya usia berarti bertambahnya kedewasaan. Bertambah usia berarti semakin banyaknya hikmah kehidupan yg telah berhasil digenggam, sehingga langkah ke depan untk mencapai keberhasilan pun akan semakin ringan.
Tak mudah memang membangun pengertian ni di dlm benak kita. Karena, propaganda materialisme sedemikian kuat mencengkeram perempuan. Kesan yg dibangun dunia industri pun melulu menggunakan perempuan sebagai objek. Sehingga perlahan, tiap perempuan merasa tak sempurna, bila tak seperti yg terpampang dlm iklan.
Namun, tentu sebagai perempuan, kita sama-sama sepakat bahwa keadaan ni harus segera diubah. Inilah saatnya untk mengubah pandangan tentang usia, dimulai dari dlm diri sendiri.
Menjadi yg Dicintai
Hal pertama yg harus dikedepankan dlm benak kita adlh usia merupakan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala (SAW). Bertambahnya usia, selayaknya membuat kita menjadi manusia yg lebih bernilai di hadapan Allah SWT. Bila usia yg menapaki masa tua menjadi hal yg merisaukan, marilah menukar tempat kerisauan itu dgn semangat. Semangat untk melihat lebih dlm apa yg telah kita lakukan dgn usia yg semakin menjemput senja. Bila semangat evaluasi ni menuntun kita pd sebuah kenyataan bahwa tak banyak yg berarti dgn usia yg sekian lama kita lalui, teruskanlah menjadi semangat untk melakukan lebih banyak hal yg berarti.
Jadikanlah tiap pagi sebagai awal untk mengukuhkan eksistensi kita sebagai orang yg dicintai oleh Allah SWT. Sebagaimana sebuah riwayat pernah memuat percakapan antara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) dgn seorang Badui. Orang Badui yg kasar itu bertanya kepada Rasulullah tentang ciri-ciri orang yg dicintai oleh Allah SWT dan ciri orang yg dibenci oleh Allah SWT.
Namun, Rasulullah SAW justru balik bertanya kepada orang tersebut, Dapatkah engkau ungkapkan, bagaimana perasaanmu ketika bangun tidur? Orang Badui tersebut kemudian menjawab, Mula-mula yg kurasakan adlh keinginan untk melakukan kebajikan dan rindu hendak berkumpul dgn orang-orang yg senang berbuat baik. Jika aku tak bisa berbuat kebajikan, maka remuk-redamlah hatiku. Aku jg sangat berduka, jika tak dpt menjumpai orang-orang yg saleh dlm pergaulanku. Atas jawaban tersebut, Rasulullah tersenyum dan kemudian berkata, Kalau keadaanmu demikian, maka itulah ciri-ciri orang dicintai oleh Allah. Adapun ciri-ciri orang yg dibenci oleh Allah adlh mereka yg ketika bangun tidur sudah berencana untk berbuat maksiat serta ingin bersuka ria dgn ahli maksiat.
Bertambahnya pagi jg berarti bertambahnya usia. Bila tiap pagi yg ada di dlm hati kita adlh keinginan untk berbuat kebaikan dan berkumpul bersama orang-orang yg gemar berbuat baik, maka kita pun tak akan pernah merasa tua. Semangat untk melakukan kebaikan ni akan membuat kita menyambut hari esok dgn penuh harapan dan kegembiraan. Ini akan membuat kita merasa berarti dan berenergi untk melakukan hal yg benar-benar bernilai.
Optimis dan Ikhlas Sebuah penelitian membuktikan bahwa pembentukan sel dan hormon tubuh dipengaruhi oleh emosi. Setiap kali kita berbuat baik, maka terjadilah proses kimiawi dlm tubuh yg menjadikan sel yg terbentuk lebih berkualitas, hormon dan organ menjadi imun dan anti oksidan.
Fakta ni tentu dpt menunjukkan pd kita bahwa apa yg ada dlm hati dan pikiran kita jauh lebih penting dari berbagai produk kecantikan yg selalu ditawarkan untk memperlambat penuaan. Hati dan tindakan yg positif akan mendorong tubuh untk memproduksi sel baru yg lebih berkualitas, ni jg berarti peremajaan sel-sel tubuh. Hormon dan organ pun menjadi lebih imun (kebal) terhadap serangan bakteri dan virus yg menggerogoti kebugaran. Tubuh pun menjadi lebih terlindungi dari serangan racun dgn anti oksidan yg berhasil diproduksi oleh tubuh yg memiliki emosi yg baik.
Karena itu, penting kiranya untk semakin meringankan perjalanan usia kita dgn semangat ikhlas. Ikhlas untk memaafkan dan ikhlas untk mengambil hikmah dari tiap lembaran menyedihkan yg pernah kita lalui. Juga ikhlas merelakan segala hal yg urung kita miliki. Sikap seperti ni akan membuat hidup kita akan terasa lebih ringan dan optimis menyambut hari esok.
Kesedihan, kegelisahan, bahkan kemarahan biasanya lahir dari ketidakmampuan kita memiliki sesuatu seperti yg kita inginkan. Inilah yg kemudian melahirkan angan-angan yg membuat kita semakin tertekan dan menyesali keadaan. Akhirnya hidup pun terasa sempit.
Hidup dlm optimisme dan keikhlasan akan membuat kita tak pernah terbebani oleh kesedihan manakala kita tak dpt meraih sesuatu dan ambisi yg berlebihan. Ini akan membuat kita senantiasa menikmati hari-hari yg dikaruniakan oleh Allah. Merasa menjadi hamba yg beruntung dan tak akan terusik oleh hal-hal kecil seperti tanda-tanda penuaan sekalipun. Karena, dlm keadaan fisik seperti apapun, kita tahu apa yg harus kita lakukan. Sehingga kita pun tahu, bahwa kita akan senantiasa cantik dan bermanfaat dgn amal terbaik yg kita upayakan.*
source : http://tempo.co, http://liputan6.com
0 Response to "Istimewa dengan Bertambah Usia"
Post a Comment