fenifuah.blogspot.com - Berbicara tentang organ reproduksi, siapakah yg seharusnya lebih berbangga, Laki-laki / Perempuan? Siapakah yg diprogram untk lebih dulu dibuat? Apakah laki-laki / perempuan?
Secara keilmuan, pada dasarnya manusia didesain / diprogram untk berkembang menjadi perempuan (jadi perempuan lah yg seharusnya berbangga-red). Artinya, kehadiran laki-laki di dunia ni disebabkan karena penolakan atas program perempuan tersebut. Yang tak menolak akan menjadi perempuan, dan yg menolak akan menjadi laki-laki. Sungguh laki-laki memang pembangkang, bukan? Haha.
Menurut ilmu Biologi, asal pembentukan manusia hanyalah dari satu sel saja, yaitu ZIGOT. Zigot sendiri baru terbentuk setelah adanya peleburan antara inti sel sperma dan inti sel telur (ovum) melalui peristiwa fertilisasi (pembuahan). Zigot selanjutnya akan mengalami diferensiasi dan spesialisasi (perubahan bentuk dan fungsi) menjadi berbagai jaringan, di antaranya jaringan penyusun Sistem Reproduksi.
Secara genetik, zigot dpt berjenis XX (mengandung kromosom kelamin X saja) / XY (mengandung kromosom kelamin X dan Y). XX adlh calon Perempuan, sedangkan XY adlh calon Laki-laki. Sementara itu, terkait pembentukan organ reproduksi, tepatnya 6 minggu pasca-fertilisasi, pd janin sudah terbentuk calon kelenjar kelamin (gonad) yg disebut Primordial Gonad. Seperti yg sudah disampaikan sebelumnya, Primordial Gonad ni pun sebenarnya diprogram untk membentuk Ovarium (kelenjar kelamin perempuan). Lalu bagaimana Testis (kelenjar kelamin laki-laki) bisa terbentuk?
Primordial Gonad tersusun atas dua lapisan yaitu bagian korteks (luar) dan medulla (dalam). Korteks memiliki potensi untk tumbuh menjadi Ovarium (perempuan) sedangkan medulla berpotensi menjadi testis (laki-laki). Dalam kondisi alami (tanpa pengaruh hormon), bagian korteks lah yg akan lebih berkembang hingga menjadi ovarium. Kondisi ni biasanya terjadi pd janin yg berkromosom XX.
Sedangkan pd janin yg secara genetik merupakan laki-laki (XY), 6 minggu pasca-fertilisasi, kromosom Y akan mensintesis hormon Antigen H-Y yg justru akan memicu perkembangan bagian medulla dari Primordial Gonad hingga menjadi testis. Dari sini, sudah terlihat bahwa laki-laki menolak program perempuan dgn cara membentuk Antigen H-Y.
Selanjutnya, masih di 6 minggu pasca-fertilisasi, janin akan membentuk Kantung Reproduksi (Reproductive Ducts) melalui suatu sistem yg disebut Sistem Mullerian (pada janin yg secara genetik adlh perempuan) dan Sistem Wolffian (pada janin yg secara genetik adlh laki-laki).
Kerja dari kedua sistem ni dipengaruhi oleh keberadaan hormon Testosteron yg dihasilkan oleh testis. Artinya, jika primordial gonad membentuk testis, maka testosteron yg dihasilkannya akan menghambat Sistem Mullerian (mengalami degenerasi) dan memicu Sistem Wolffian. Jadi intinya, setelah penolakan pertama atas program perempuan oleh Antigen H-Y, maka secara berkesinambungan akan dilanjutkan pd penolakan-penolakan selanjutnya hingga terbentuk organ reproduksi Laki-laki.
Sistem Wolffian sendiri memiliki kapasitas untk tumbuh menjadi kantung reproduksi pria seperti Vesika Seminalis (kantung semen), Vas Deferens, dan organ reproduksi bagian dlm lainnya. Sedangkan Sistem Mullerian memiliki kapasitas untk tumbuh menjadi kantung reproduksi perempuan seperti Uterus (rahim), Tuba Falopii (saluran telur), dan organ reproduksi bagian dlm lainnya. Yang perlu diingat adlh perkembangan kantung-kantung reproduksi sebelah dlm wanita tak dipengaruhi / dikontrol oleh hormon-hormon yg dihasilkan oleh Ovarium (seperti Estrogen dan Progesteron), karena ovarium hampir tak berfungsi (inaktif) selama perkembangan janin. Karena alasan ni lah, dlm tulisan ini, keberadaan testosteron dianggap sebagai kondisi yg tak alami.
Lalu, bisakah wanita memiliki testis? Atau sebaliknya, laki-laki memiliki ovarium?
Berdasarkan penelitian, jika hormon "Antigen H-Y" disuntikkan ke janin yg berusia 6 minggu pasca-fertilisasi, maka janin yg secara genetik merupakan perempuan, akan bisa memiliki testis. Begitupun pd janin yg secara genetik adlh laki-laki, jika pd usia 6 minggu pasca-fertilisasi disuntikkan obat / senyawa yg dpt menghambat efek dari Antigen H-Y, maka bayi laki-laki ni bisa memiliki ovarium.
Untuk diketahui, testis merupakan kelenjar kelamin pd laki-laki yg dpt memproduksi hormon testosteron. Adapun salah satu fungsi testosteron adlh memicu ciri kelamin sekunder pd laki-laki (seperti suara membesar, dada membidang, dan lain-lain). Sedangkan ovarium adlh kelenjar kelamin perempuan yg dpt memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Estrogen berperan memicu ciri kelamin sekunder wanita (seperti tumbuhnya payudara, suara melengking, kulit halus, dan lain-lain), sedangkan progesteron berperan dlm penebalan dinding rahim serta memicu produksi Air Susu Ibu (ASI).
Artinya, jika seorang pria memiliki ovarium, tubuhnya pun akan ikut diprogram seperti wanita, begitupun sebaliknya. Jika wanita memiliki testis, tubuhnya akan diprogram seperti laki-laki. Dari sini kita bisa melihat bahwa untk pengidentifikasian manusia menjadi laki-laki / perempuan, hal tersebut banyak dipengaruhi oleh keberadaan hormon. Tak heran jika pd kasus-kasus trans-gender yg cukup marak di dunia saat inj, sistem pengobatannya dilakukan dgn pemberian/terapi hormon kelamin, seperti testosteron, estrogen / progesteron.
Semoga bermanfaat!
Sumber Rujukan: John P.J. Pinel. Biopsychology. Hlm. 357-359.
other source : http://hidatoda.blogspot.com, http://twitter.com, http://hipwee.com
0 Response to "Pembentukan Organ Reproduksi Dalam - Pencernaan"
Post a Comment