This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Penjelasan Tentang Sifat Sombong

fenifuah.blogspot.com - Salah satu tujuan diutusnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adlh untk memperbaiki akhlak manusia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
Sesungguhnya aku diutus untk menyempurnakan akhlaq yg baik. (HR. Ahmad 2/381)
Islam adlh agama yg mengajarkan akhlak yg luhur dan mulia. Oleh karena itu, banyak dalil al Quran dan as Sunnah yg memerintahkan kita untk memiliki akhlak yg mulia dan menjauhi akhlak yg tercela. Demikian pula banyak dalil yg menunjukkan pujian bagi pemilik akhlak baik dan celaan bagi pemilik akhlak yg buruk. Salah satu akhlak buruk yg harus dihindari oleh tiap muslim adlh sikap sombong.
Sombong / dlm istilah Arabnya Al-Bathar, dlm kamus lisan Al-Arab disebutkan bahwa arti kata bathar sinonim dgn takabur yg berarti sombong. Rasulullah SAW dlm hadis menjelaskan definisi sombong :
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Sombong ialah tak menerima kebenaran dan menghina sesama manusia. HR Muslim
Menurut Raghib Al Asfahani Ia mengatakan, Sombong adlh keadaan seseorang yg merasa bangga dgn dirinya sendiri . Memandang dirinya lebih besar dari pd orang lain, Kesombongan yg paling parah adlh sombong kepada Rabbnya dgn menolak kebenaran dan angkuh untk tunduk kepada-Nya baik berupa ketaatanataupun mengesakan-Nya.
Dalam buku ihya’ ulumuddin Al-Ghazali nendefinisikan sombong adlh suatu sifat yg ada didalam jiwa yg tumbuh dari penglihatan nafsu dan tampak dlm perbuatan lahir.
Secara universal maka, perbuatan sombong dpt dipahami dgn membanggakan diri sendiri, mengganggap dirinya lebih dari orang lain. perbuatan sombong dibagi beberapa tingkatan yaitu:
Kesombongan terhadap Allah SWT, yaitu dgn cara tak tunduk terhadap perintahnya, enggan menjalankan perintahnya Sombong terhadap rasul, yaitu perbuatan enggan mengkuti apa yg diajarkannya dan menganggap Rasulullah sama sebagaimana dirinya hanya manusia biasa. Sombong terhadap sesama manusia dan hamba ciptaanya, yaitu menganggap dirinya lebih dari orang lain dan makhluk ciptaan Allah yg lain dgn kata lain menghina orang lain / ciptaan Allah lainya.
Ayat-ayat al-Qur’an Tentang Sombong
Q.S Al-Isra’: 37 وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الأرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولا (٣٧)
dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ni dgn sombong, karena Sesungguhnya kamu sekali-kali tak dpt menembus bumi dan sekali-kali kamu tak akan sampai setinggi gunung.
Muradat
مَرَحًا : kesombongan dan kecongkakan. dlm tafsir Al-Qurtubi pengertiannya adlh kegembiraan yg sangat, sombong dlm berjalan.
لَنْ تَخْرِقَ الأرْضَ : kamu takkan dpt menjadikan jalan di bumi dgn pijakanmu dan jejakmu yg hebat.


Tafsir ayat
Dalam ayat ni Allah SWT melarang hambanya berjalan dgn sikap congkak dan sombong di muka bumi. Sebab kedua sikap ni adlh termasuk memuji diri sendiri yg tak disukai oleh Allah dan orang lain.
Almaraghi dlm tafsirnya menjelaskan ayat ni bahwa, seorang manusia hendaknya jangan berjalan dgn sikap sombong, bergoyang-goyang seperti jalannya raja yg angkuh. Sebab dibawahnya terdapat bumi yg tak akan mampu manusia menembusnya dgn hentakkan dan injakkan kakinya yg keras terhadapnya. sedang diatasnya terdapat gunung yg takkan mampu manusia menggapai, menyamai dgn ketinggian / kesombongannya.
Dalam tafsir Al-Qurtubi maksud menyamai gunung adlh manusia dgn dengan kemampuanya ia tak akan bisa mencapai ukuran seperti itu. Sebab manusia adlh hamba yg sangat hina yg dibatasi dari bawah dan atasnya. Sedang sesuatu yg dibatasi itu terkungkung dan lemah. Dan yg dimaksud dgn bumi, adlh engkau menembusnya dan bukan menempuh jaraknya. Jadi manusia dilingkupi oleh dua benda mati yg kamu lemah dari keduanya. Maka bagi orang yg lemah dan terbatas, tak patut baginya bersikap sombong.
Oleh karena itu besikap tawadhulah, jangan takabur/sombong, karena kamu hanya makhluk yg lemah, terkurung anatra batu dan tanah, oleh karena itu, janganlah kamu bersikap seperti makhluk yg kuat dan serba bisa. Ayat ni merupakan teguran keras, ejekan dan cegahan bagi orang yg bersikap sombong.
AS-SAJDAH :15 إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لا يَسْتَكْبِرُونَ (١٥)
Sesungguhnya orang yg benar benar percaya kepada ayat ayat Kami adlh mereka yg apabila diperingatkan dgn ayat ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong.
Mufradat
: ذُكِّرُوا dinasehati dgn ayat-ayat Allah خَرُّوا mereka terjatuh (menyungkur)
وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ : mereka mensucikan dari siafat yg tak layak bagi kebesaran dan keagungannya
Tafsir ayat
Menurut Quraish shihab dlm Ayat ni Allah SWT menjelaskan ciri-ciri orang mukmin yaitu apabila mereka diperingatkan dgn Ayat-ayat Allah mereka segera menyungkur dan bersujud dan bertasbih memuji rabbnya, dan mereka tak menyombongkan diri. Dan ayat ni jg menggambarkan dua sifat orang mukmin yg menonjol pertama, pengetahuan dan pertambahan iman mereka tiap mendengar ayat-ayat Allah, dan kedua kerendahan hati mereka yg dicerminkan dgn tasbih dan tahmid serta dilukiskan dgn kalimat sedang mereka tak menyombongkan diri.
Dalam tafsir Al-Qurtubi yg dimaksud tak menyombongkan diri disini, menurut Yahya Bin Sallam adalah, tak menyombongkan diri terhadap Allah dgn tak melaksanakan ibadah / perintahnya. Dan menurut An-Naqqasy tak menyombongkan diri seperti penduduk makkah yg enggan bersujud pd Allah. AZ-ZUMAR :60 ‎ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ تَرَى الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى اللَّهِ وُجُوهُهُمْ مُسْوَدَّةٌ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْمُتَكَبِّرِينَ (٦٠)
60. dan pd hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yg berbuat Dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dlm neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yg menyombongkan diri?
Tafsir mufradat
وُجُوهُهُمْ مُسْوَدَّةٌ:
wajah-wajah mereka menghitam karena nampak padanya pengaruh-pengaruh kehinaan dan penyesalan
مَثْوًى: tempat tinggal
Tafsir ayat
Dalam ayat ni Al maraghi menjelaskan bahwa Allah SWT memperlihatkan pd Rasul SAW di hari kiamat, wajah dari orang-orang yg berbuat dusta terhadap Allah, yaitu mereka yg mengagaap bahwa Allah mempunyai anak, dan bahwa Allah mempunyai sekutu, mereka berbuat sombong lalu menyembah sesembahan-sesembahan lain selain allah, wajahnya berwarna hitam, karena diliputi kesedihan dan kepiluan yg menguasainya dan kemuaraman yg dialaminya. mereka dikembalikan ke penjara, dimana mereka akan mendapatkan kehinaan dan kerendahan disebabkan karena keengganan mereka untk mematuhi kebenaran.‎
SEBAB-SEBAB KESOMBONGAN
Sebab-sebab kesombongan, antara lain:
1- ‘Ujub (Membanggakan Diri) ‎
Ketahuilah wahai hamba yg ber-tawadhu’ -semoga Allah lebih meninggikan derajat bagimu-, bahwa manusia tak akan takabbur kepada orang lain sampai dia terlebih dahulu merasa ‘ujub (membanggakan diri) terhadap dirinya, dan dia memandang dirinya memiliki kelebihan dari orang lain. Maka dari ‘ujub ni muncul kesombongan. Dan ‘ujub merupakan perkara yg membinasakan, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ثَلاَثٌ مُهْلِكَاتٌ: شُحٌّ مُطَاعٌ وَهُوَيَ مُتَبَعٌ وَإِعْجَابٌ اْلمَرْءِ بِنَفْسِهِ
Tiga perkara yg membinasakan: sifat sukh (rakus dan bakhil) yg ditaati, hawa nafsu yg diikuti, dan ‘ujub seseorang terhadap dirinya. [Silsilah Shahihah, no. 1802]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jg bersabda,
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَتَبَخْتَرُ يَمْشِي فِي بُرْدَيْهِ قَدْ أَعْجَبَتْهُ نَفْسُهُ فَخَسَفَ اللَّهُ بِهِ الْأَرْضَ فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ فِيهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Ketika seorang laki-laki sedang bergaya dgn kesombongan berjalan dgn mengenakan dua burdahnya (jenis pakaian bergaris-garis; / pakaian yg terbuat dari wol hitam), dia mengagumi dirinya, lalu Allah membenamkannya di dlm bumi, maka dia selalu terbenam ke bawah di dlm bumi sampai hari kiamat. [HR. Bukhari, no. 5789; Muslim, no. 2088; dan ni lafazh Muslim]
2- Merendahkan Orang Lain. Ketahuilah wahai hamba (Allah), bahwa orang yg tak meremehkan manusia, tak akan takabbur terhadap mereka. Sedangkan meremehkan seseorang yg dimuliakan Allah dgn keimanan sudah cukup untk menjadikan sebuah dosa.
3- Suka Menonjolkan Diri (Taraffu). ‎
Ketahuilah wahai hamba yg tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahwa jiwa manusia itu menyukai ketinggian di atas sesamanya, dan dari sini muncul kesombongan.
Ada beberapa sebab yg mendorong seseorang menganggap dirinya lebih unggul daripada orang lain, sehingga melahirkan kesombongan dlm jiwa, yaitu:
1. Sombong dgn Ilmu
Ada sebagian thalib ilmu / orang yg diberi pengetahuan oleh Alloh, tapi malah justru menjadikan dirinya sombong. Ia merasakan dirinyalah yg paling pandai (alim), menganggap rendah orang lain, menganggap bodoh mereka dan selalu ingin agar dirinya mendapatkan penghormatan, pelayanan dan fasilitas khusus dari mereka. Dia memandang, bahwa dirinya lebih mulia, tinggi dan utama di sisi Alloh daripada mereka.
Ada dua faktor yg menyebabkan seseorang menjadi sombong dgn ilmunya:
Pertama, Ia mencurahkan perhatian terhadap apa yg ia anggap sebagai ilmu, padahal hakikatnya ia bukanlah ilmu. Ia tak lebih sebagai data / informasi yg direkam dlm otak yg tak memberikan buah dan hasil, karena ilmu yg sesungguhnya akan semakin membuat ia kenal siapa dirinya dan siapa Rabbnya. Ilmu yg hakiki akan melahirkan sikap khosyah (takut kepada Alloh) dan tawadhu (rendah hati), bukan malah menjadi sombong. Sebagaimana firman Alloh Subhannahu wa Ta’ala,
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
Sesungguhnya yg takut kepada Alloh di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. (QS. Faathir: 28)
Kedua, Al-khoudl fil ilm yaitu belajar dgn tujuan agar dpt berbicara banyak, berdebat dan menjatuhkan orang dgn kepiawaian yg dimilikinya, sehingga orang menilainya sebagai orang alim yg tak terkalahkan ilmu-nya. Selayaknya ia lebih dahulu memperbaiki hati dan jiwanya, membersihkan dan menatanya, sehingga tujuan dlm mencari ilmu menjadi benar dan lurus. Karena merupakan karakteristik khas dari ilmu, bahwasanya ia menjadikan pemiliknya bertambah takut kepada Alloh dan tawadhu terhadap sesama manusia.Ibarat pohon tatkala banyak buahnya, maka ia semakin merunduk dan merendah, sehingga orang akan dgn lebih mudah mendapatkan kebaikan dan manfaat darinya.
Orang, apabila telah hobi mengumbar omongan, bantah-bantahan dan debat kusir, maka ilmunya justru akan melemparkannya kepada kedudukan yg rendah dan pengetahuan yg dimilikinya tak akan membuahkan hasil yg baik, sehingga keberkahan ilmu tak tampak sama sekali.
2. Sombong dgn Amal Ibadah
Kesombongan ahli ibadah dari segi keduniaan adlh ia menghendaki, / paling tak membuat kesan, agar orang lain menganggapnya sebagai orang yg zuhud, wara, taqwa dan paling mulia di hadapan manusia. Sedangkan dari segi agama adlh ia memandang, bahwa orang lain akan masuk neraka, sedang dia selamat darinya.
Sebagian ahli ibadah apabila ada orang lain yg membuatnya jengkel / merendahkannya, maka terkadang mengeluarkan ucapan, Alloh tak akan mengampunimu atau, Kamu pasti masuk neraka dan yg sejenisnya. Padahal ucapan-ucapan tersebut dimurkai Alloh, yg justru dpt menjerumuskannya ke dlm neraka.
3. Sombong dgn Keturunan (Nasab)
Barangsiapa yg mendapati kesombongan dlm hati karena nasabnya, maka hendaknya ia segera mengobati hatinya itu. Jika seseorang akan mencari nasabnya, maka perhatikan firman Alloh berikut ini,

الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ . ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ
Yang membuat segala sesuatu yg Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yg memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yg hina (air mani). (QS. As-Sajdah:7-8)
Inilah nasab manusia yg sebenarnya, kakeknya yg terjauh adlh tanah, dan nasabnya yg terdekat adlh nuthfah alias air mani. Jika demikian keadaannya, maka tak selayaknya seseorang sombong dan merasa tinggi dgn nasabnya.
4. Sombong dgn Kecantikan/Ketampanan
Kesombongan seperti ni banyak terjadi di kalangan para wanita, yaitu dgn menyebut-nyebut kekurangan orang lain, menggunjing dan membicarakan aib sesama. Seharusnya orang yg sombong dgn kecantikannya ni banyak menengok ke dlm hatinya. Untuk apa anggota tubuh yg indah, tapi hati dan perangai buruk, padahal tubuh secantik apa pun pasti akan binasa, hancur dan hilang tak tersisa.
Belum lagi kalau orang mau merenungi, bahwa selagi masih hidup, maka mungkin saja Alloh berkehendak untk mengubah kecantikan / ketampanannya, misalnya dgn mengalami kecelakaan, sakit kulit, kebakaran dan lain sebagainya, yg dpt menjadikan rupa yg cantik menjadi buruk.Maka dgn kesadaran seperti ini, insya Alloh rasa sombong yg ada dlm hati akan terkikis dan bahkan tercabut hingga ke akar-akarnya.
5. Sombong dgn Harta
Yaitu dgn memandang rendah orang fakir dan bersikap congkak terhadap mereka. Ini disebabkan harta yg dimilikinya, perusahaan-perusahaan yg banyak, tanah dan bangunan, kendaraan mewah, perhiasan dan lain sebagainya. Kesombongan karena harta termasuk kesombongan karena faktor luar, dlm arti bukan merupakan potensi pribadi orang yg bersangkutan. Berbeda dgn ilmu, amal, kecantikan / nasab, sehingga apabila harta itu hilang, maka ia akan menjadi hina sehina-hinanya.
6. Sombong dgn Kekuatan dan Kegagahan
Orang yg mendapatkan karunia seperti ni hendaknya menyadari, bahwa kekuatan adlh milik Alloh seluruhnya. Hendaknya selalu ingat, bahwa dgn sedikit sakit saja akan membuat badan tak enak, istirahat tak tenang. Kalau Alloh menghendaki, seekor nyamuk pun dpt membuat seseorang sakit dan bahkan hingga menemui ajalnya. (2011 terjadi 404 kasus kematian akibat DbD) Orang yg mau memikirkan ni semua, yaitu sakit dan kematian yg bisa datang kapan saja dan kepada siapa saja, maka sudah sepantasanya tak angkuh dan takabur dgn kekuatan dan kesehatan badannya.
7. Sombong dgn Banyaknya Keluarga, Kerabat / Pengikut.
Kesombongan jenis ni jg merupakan kesombongan yg disebabkan faktor luar, bukan karena kelebihan yg dimiliki oleh yg bersangkutan. Dan tiap orang yg sombong karena sesuatu yg bukan dari kelebihan dan keunggulan dirinya sendiri, maka dia adlh sebodoh-bodoh manusia. Bagai-mana mungkin ia sombong dgn sesuatu yg bukan merupakan kelebihan dirinya?
Oleh karena itu, barangsiapa memperhatikan Al-Qur’an niscaya akan mendapati bahwa orang-orang yg bersombong pd tiap-tiap kaum adlh para pemukanya, yaitu orang-orang yg memegang kendali berbagai urusan. Allah Ta’ala berfirman tentang suku Tsamud, kaum Nabi Shalih ‎Alaihissalam yg artinya, Pemuka-pemuka yg menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yg dianggap lemah yg telah beriman di antara mereka, ‘Tahukah kamu bahwa Shalih di utus (menjadi Rasul) oleh Tuhannya?’ Mereka (yang dianggap lemah-red) menjawab, ‘Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yg Shaleh diutus untk menyampaikannya.’
Orang-orang yg menyombongkan diri berkata, Sesungguhnya kami adlh orang yg tak percaya kepada apa yg kamu imani itu.
Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. dan mereka berkata, Hai Shalih, datangkanlah apa yg kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yg diutus (Allah). [al-A’râf/7:75-77]‎
Islam Melarang dan Mencela Sikap Sombong
Allah Ta’ala berfirman,
وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي اللأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَجُوْرٍ {18}
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dgn angkuh. Sesungguhnya Allah tak menyukai orang-orang yg sombong lagi membanggakan diri. (QS. Luqman:18)
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ
Sesungguhnya Dia tak menyukai orang-orang yg menyombongkan diri. (QS. An Nahl: 23)
Haritsah bin Wahb Al Khuzai’i berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ
Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adlh orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur(sombong). (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853).
Dosa Pertama Iblis
Sebagian salaf menjelaskan bahwa dosa pertama kali yg muncul kepada Allah adlh kesombongan. Allah Ta’alaberfirman,
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لأَدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الكَافِرِينَ {34}
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: Sujudlah kalian kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur (sombong) dan ia termasuk golongan orang-orang yg kafir (QS. Al Baqarah:34)
Qotadah berkata tentang ayat ini, Iblis hasad kepada Adam ‘alaihis salaamdengan kemuliaan yg Allah berikan kepada Adam. Iblis mengatakan, Saya diciptakan dari api sementara Adam diciptakan dari tanah. Kesombongan inilah dosa yg pertama kali terjadi . Iblis sombong dgn tak mau sujud kepada Adam (Tafsir Ibnu Katsir, 1/114)‎
Hakekat Kesombongan
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Tidak akan masuk surga seseorang yg di dlm hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi. Ada seseorang yg bertanya, Bagaimana dgn seorang yg suka memakai baju dan sandal yg bagus? Beliau menjawab, Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.Sombong adlh menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. (HR. Muslim no. 91)
An Nawawi rahimahullah berkata, Hadist ni berisi larangan dari sifat sombong yaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka, serta menolak kebenaran (Syarah Shahih Muslim Imam Nawawi, II/163)‎
Kesombongan ada dua macam, yaitu sombong terhadap al haq dan sombong terhadap makhluk. Hal ni diterangkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pd hadist di atas dlm sabda beliau, sombong adlh menolak kebenaran dan suka meremehkan orang lain.Menolak kebenaran adlh dgn menolak dan berpaling darinya serta tak mau menerimanya. Sedangkan meremehkan manusia yakni merendahkan dan meremehkan orang lain, memandang orang lain tak ada apa-apanya dan melihat dirinya lebih dibandingkan orang lain. (Syarh Riyadus Shaalihin, II/301)
Sombong Terhadap al Haq (Kebenaran)
Sombong terhadap al haq adlh sombong terhadap kebenaran, yakni dgn tak menerimanya. Setiap orang yg menolak kebenaran maka dia telah sombong disebabkan penolakannya tersebut. Oleh karena itu wajib bagi tiap hamba untk menerima kebenaran yg ada dlm Kitabullah dan ajaran para rasul ‎‘alaihimus salaam.
Orang yg sombong terhadap ajaran rasul secara keseluruhan maka dia telah kafir dan akan kekal di neraka. Ketika datang kebenaran yg dibawa oleh rasul dan dikuatkan dgn ayat dan burhan, dia bersikap sombong dan hatinya menentang sehingga dia menolak kebenaran tersebut. Hal ni seperti yg Allah terangkan dlm firman-Nya,
إِنَّ الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي ءَايَاتِ اللهِ بِغَيْرِ سًلْطَانٍ أَتَاهُمْ إِن فِي صُدُورِهِمْ إِلاَّ كِبْرٌ مَّاهُم بِبَالِغِيهِ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ {56}
Sesungguhnya orang-orang yg memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa lasan yg sampai pd mereka tak ada dlm dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kesombongan yg mereka sekali-klai tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mnedengar lagi Maha Melihat (QS. Ghafir:56)
Adapun orang yg sombong dgn menolak sebagian al haq yg tak sesuai dgn hawa nafsu dan akalnya -tidak termasuk kekafiran- maka dia berhak mendapat hukuman (adzab) karena sifat sombongnya tersebut.
Maka wajib bagi para penuntut ilmu untk memiliki tekad yg kuat mendahulukan perkataan Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam di atas perkataan siapa pun. Karena pokok kebenaran adlh kembali kepadanya dan pondasi kebenaran dibangun di atasnya, yakni dgn petunjuk Nabi s‎halallahu ‘alaihi wa sallam. Kita berusaha untk mengetahui maksudnya, dan mengikutinya secara lahir dan batin. (Lihat Bahjatu Qulubil Abrar, hal 194-195, Syaikh Nashir as Sa’di)
Sikap seorang muslim terhadap tiap kebenaran adlh menerimanya secara penuh sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla,
وَمَاكَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلاَمُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولَهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةَ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُّبِينًا {36}
Dan tidaklah patut bagi mukmin laki-laki dan mukmin perempuan, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. (QS. Al-Ahzab: 36)
فَلاَ وَرَبِّكَ لاَيُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ يَجِدُواْ فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا {65}
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yg mereka perselisihkan, kemudian mereka tak merasa dlm hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yg kamu berikan, dan mereka menerima dgn sepenuhnya (QS. An Nisaa’: 65)
Sombong Terhadap Makhluk
Bentuk kesombongan yg kedua adlh sombong terhadap makhluk, yakni dgn meremehkan dan merendahkannya. Hal ni muncul karena seseorang bangga dgn dirinya sendiri dan menganggap dirinya lebih mulia dari orang lain. Kebanggaaan terhadap diri sendiri membawanya sombong terhadap orang lain, meremehkan dan menghina mereka, serta merendahkan mereka baik dgn perbuatan maupun perkataan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ
Cukuplah seseorang dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim (H.R. Muslim 2564). (Bahjatu Qulubill Abrar, hal 195)
Di antara bentuk kesombongan terhadap manusia di antaranya adlh sombong dgn pangkat dan kedudukannya, sombong dgn harta, sombong dgn kekuatan dan kesehatan, sombong dgn ilmu dan kecerdasan, sombong dgn bentuk tubuh, dan kelebihan-kelebihan lainnya. Dia merasa lebih dibandingkan orang lain dgn kelebihan-kelebihan tersebut. Padahal kalau kita renungkan, siapa yg memberikan harta, kecerdasan, pangkat, kesehatan, bentuk tubuh yg indah? Semua murni hanyalah nikmat dari Allah Ta’ala. Jika Allah berkehendak, sangat mudah bagi Allah untk mencabut kelebihan-kelebihan tersebut. Pada hakekatnya manusia tak memiliki apa-apa, lantas mengapa dia harus sombong terhadap orang lain? Wallahul musta’an.
Hukuman Pelaku Sombong di Dunia
Dalam sebuah hadist yg shahih dikisahkan sebagai berikut ,
أَنَّ رَجُلاً أَكَلَ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِشِمَالِهِ فَقَالَ « كُلْ بِيَمِينِكَ ». قَالَ لاَ أَسْتَطِيعُ قَالَ « لاَ اسْتَطَعْتَ ». مَا مَنَعَهُ إِلاَّ الْكِبْرُ. قَالَ فَمَا رَفَعَهَا إِلَى فِيهِ.
Ada seorang laki-laki makan di samping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dgn tangan kirinya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, Makanlah dgn tangan kananmu! Orang tersebut malahmenjawab, Aku tak bisa. Beliau bersabda, Apakah kamu tak bisa? -dia menolaknya karena sombong-. Setelah itu tangannya tak bisa sampai ke mulutnya (H.R. Muslim no. 3766).
Orang tersebut mendapat hukum di dunia disebabkan perbuatannya menolak perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia dihukum karena kesombongannya. Akhirnya dia tak bisa mengangkat tangan kanannya disebabkan sikap sombongnya terhadap perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah di antara bentuk hukuman di dunia bagi orang yg sombong.
Mengganti Sikap Sombong dgn Tawadhu’
Kebalikan dari sikap sombong adlh sikap tawadhu’ (rendah hati). Sikap inilah yg merupakan sikap terpuji, yg merupakan salah satu sifat‘ibaadur Rahman yg Allah terangkan dlm firman-Nya,
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih adlh orang-orang yg berjalan di atas muka bumi dgn rendah hati (tawadhu’) dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yg baik. (QS. Al Furqaan: 63)
Diriwayatkan dari Iyadh bin Himah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
‘Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati hingga tak seorang pun yg bangga atas yg lain dan tak ada yg berbuat aniaya terhadap yg lain(HR Muslim no. 2865).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ.
Sedekah itu tak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yg memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaanuntuknya. Dan tak ada orang yangtawadhu’ (merendahkan diri) karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya. (HR. Muslim no. 2588)
Sikap tawadhu’ inilah yg akan mengangkat derajat seorang hamba, sebagaimana Allah berfirman,
دَرَجَاتٍ الْعِلْمَ أُوتُوا وَالَّذِينَ مِنكُمْ آمَنُوا الَّذِينَ اللَّهُ يَرْفَعِ
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yg beriman di antara kalian dan orang-orang yg berilmu beberapa derajat (QS. Al Mujadilah: 11).
Termasuk buah dari lmu yg paling agung adlh sikap tawadhu’. Tawadhu’ adlh ketundukan secara total terhadap kebenaran, dan tunduk terhadap perintah Allah dan rasul-Nya dgn melaksanakan perintah dan menjauhi larangan disertai sikap tawdahu’ terhadap manusia dgn bersikap merenadahkan hati, memperhatikan mereka baik yg tua maupun muda, dan memuliakan mereka. Kebalikannya adlh sikap sombong yaitu menolak kebenaran dan rendahkan manusia. (Bahjatu Qulubil Abrar, hal 110)
Tidak Termasuk Kesombongan
Tatkala Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menceritakan bahwa orang yg memiliki sikap sombong tak akan masuk surga, ada sahabat yg bertanya tentang orang yg suka memakai pakaian dan sandal yg bagus. Dia khawatir hal itu termasuk kesombongan yg diancam dlm hadits. Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwasanya hal itu tak termasuk kesombongan selama orang tersebut tunduk kepada kebenaran dan bersikap tawadhu’ kepada manusia. Bahkan hal itu termasuk bentuk keindahan yg dicintai oleh Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Indah dlm dzat-Nya, nama-nama dan sifat-sifat-Nya, serta perbuatan-Nya. Allah mencintai keindahan lahir dan batin.(Bahjatu Qulubil Abrar , hal 195)
Keindahan lahiriah misalnya kebersihan tubuh, pakaian, tempat tinggal dan yg semisalnya. Sedangkan keindahan batiniah ialah keindahan yg dihiasi dgn akhlak yg mulia dan baik. Hal itu ada dlm doa yg dibaca Rasulullah
اللهم اهدني لأحسن الأعمال والأخلاق, لا يهدي لأحسنها إلاّ أنت, واصرف عنّ ي سيّئ الأعمال والأخلاق, لا يصرف عنّي سيّئها إلاّ أنت.
Ya Allah bimbinglah aku kepada akhlak yg baik. (Karena) tak ada yg akan memberi petunjuk kepada akhlak yg baik kecuali Engkau. Dan palingkanlah aku dari akhlak yg buruk. (karena) tak ada yg dpt memalingkan aku dari akhlak yg buruk selain Engkau. (HR Muslim).‎
قال الإمام الشافعي: أجمع الناس على أن من استبانت له سنة عن رسول الله صلى الله عليه وسلم لم يكن له أن يدعها لقول أحد من الناس (إعلام الموقعين 2/263).
Al-Imam Syafi’i berkata, Telah sepakat para ulama bahwa barang siapa yg sunnah Rasulullah telah jelas baginya, maka tak boleh baginya untk meninggalkannya karena ucapan seseorang. (I’lamul muwaqiin 2/263)
Kesombongan yg Paling Buruk
Al Imam Adz Dzahabi rahimahullahberkata, Kesombongan yg paling buruk adlh orang yg menyombongkan diri di hadapan manusia dgn ilmunya, merasa dirinya besar dgn kemuliaan yg dia miliki. Bagi orang tersebut tak bermanfaat ilmunya untk dirinya. Barangsiapa yg menuntut ilmu demi akhirat maka ilmunya itu akan menimbulkan hati yg khusyuk serta jiwa yg tenang. Dia akan terus mengawasi dirinya dan tak bosan untk terus memperhatikannya, bahkan tiap saat dia selalu introspeksi dan meluruskannya. Apabila dia lalai dari hal itu, dia akan menyimpang dari jalan yg lurus dan akan binasa. Barangsiapa yg menuntut ilmu untk membanggakan diri dan meraih kedudukan, memandang remeh kaum muslimin yg lainnya serta membodoh-bodohi dan merendahkan mereka, maka hal ni merupakan kesombongan yg paling besar. Tidak akan masuk surga orang yg di dlm hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar dzarrah (biji sawi). Laa haula wa laa quwwata illaa billah.‎
Wallohul Muwaffiq Ila Aqwamith Thoriq ‎

other source : http://twitter.com, http://wiyonggoputih.blogspot.com, http://detik.com

0 Response to "Penjelasan Tentang Sifat Sombong"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *