This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Tidak Pernah Mencatat Saat Kuliah Tapi Bisa Hafal Materi Di Luar Kepala - Gaya Hidup

fenifuah.blogspot.com - Sejarah Singkat Imam Bukhari Imam Bukhari merupakan salah satu Ahlul Sunnah yg menguasai banyak sekali Hadist, dan kebanyakan Hadist dari Imam Bukhari merupaka Hadist Shahih yg paling banyak digunakan oleh Ulama dan Masyarakat Muslim di dunia. Ingin tahu lebih banyak tentang Imam Bukhari, silahkan baca ulasan di bawah ini.
Tidak Pernah Mencatat Saat Kuliah Tapi Bisa Hafal Materi Di Luar Kepala Kelahiran dan Masa Kecil Imam Bukhari Imam Bukhari (semoga Allah merahmatinya) lahir di Bukhara, Uzbekistan, Asia Tengah. Nama lengkapnya adlh Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Badrdizbah Al-Ju'fiy Al Bukhari, tapi beliau lebih dikenal dgn nama Bukhari. Beliau lahir pd hari Jumat, tepatnya pd tanggal 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M). Kakeknya bernama Bardizbeh, turunan Persi yg masih beragama Zoroaster. Tapi orangtuanya, Mughoerah, telah memeluk Islam di bawah asuhan Al-Yaman el-Ja’fiy. Sebenarnya masa kecil Imam Bukhari penuh dgn keprihatinan. Di samping menjadi anak yatim, jg tak dpt melihat karena buta (tidak lama setelah lahir, beliau kehilangan penglihatannya tersebut). Ibunya senantiasa berusaha dan berdo'a untk kesembuhan beliau. Alhamdulillah, dgn izin dan karunia Allah, menjelang usia 10 tahun matanya sembuh secara total.
Imam Bukhari adlh ahli hadits yg termasyhur diantara para ahli hadits sejak dulu hingga kini bersama dgn Imam Ahmad, Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah. Bahkan dlm kitab-kitab fiqih dan hadits, hadits-hadits beliau memiliki derajat yg tinggi. Sebagian menyebutnya dgn julukan Amirul Mukminin fil Hadits (Pemimpin kaum mukmin dlm hal Ilmu Hadits). Dalam bidang ini, hampir semua ulama di dunia merujuk kepadanya.
Tempat beliau lahir kini termasuk wilayah Rusia, yg waktu itu memang menjadi pusat kebudayaan ilmu pengetahuan Islam sesudah Madinah, Damaskus dan Bagdad. Daerah itu pula yg telah melahirkan filosof-filosof besar seperti al-Farabi dan Ibnu Sina. Bahkan ulama-ulama besar seperti Zamachsari, al-Durdjani, al-Bairuni dan lain-lain, jg dilahirkan di Asia Tengah. Sekalipun daerah tersebut telah jatuh di bawah kekuasaan Uni Sovyet (Rusia), tapi menurut Alexandre Benningsen dan Chantal Lemercier Quelquejay dlm bukunya "Islam in the Sivyet Union" (New York, 1967), pemeluk Islamnya masih berjumlah 30 milliun. Jadi merupakan daerah yg pemeluk Islam-nya nomor lima besarnya di dunia setelah Indonesia, Pakistan, India dan Cina.
Keluarga dan Guru Imam Bukhari Bukhari dididik dlm keluarga ulama yg taat beragama. Dalam kitab As-Siqat, Ibnu Hibban menulis bahwa ayahnya dikenal sebagai orang yg wara' dlm arti berhati-hati terhadap hal-hal yg hukumnya bersifat syubhat (ragu-ragu), terlebih lebih terhadap hal-hal yg sifatnya haram. Ayahnya adlh seorang ulama bermadzhab Maliki dan merupakan mudir dari Imam Malik, seorang ulama besar dan ahli fikih. Ayahnya wafat ketika Bukhari masih kecil.
Perhatiannya kepada ilmu hadits yg sulit dan rumit itu sudah tumbuh sejak usia 10 tahun, hingga dlm usia 16 tahun beliau sudah hafal dan menguasai buku-buku seperti "al-Mubarak" dan "al-Waki". Bukhari berguru kepada Syekh Ad-Dakhili, ulama ahli hadits yg masyhur di Bukhara. Pada usia 16 tahun bersama keluarganya, ia mengunjungi kota suci Mekkah dan Madinah, dimana di kedua kota suci itu beliau mengikuti kuliah para guru-guru besar ahli hadits. Pada usia 18 tahun beliau menerbitkan kitab pertamanya "Qudhaya as Shahabah wat Tabi’ien" (Peristiwa-peristiwa Hukum di zaman Sahabat dan Tabi’ien).
Bersama gurunya Syekh Ishaq, beliau menghimpun hadits-hadits shahih dlm satu kitab, dimana dari satu juta hadits yg diriwayatkan oleh 80.000 perawi disaring lagi menjadi 7275 hadits. Diantara guru-guru beliau dlm memperoleh hadits dan ilmu hadits antara lain adlh Ali bin Al Madini, Ahmad bin Hanbali, Yahya bin Ma'in, Muhammad bin Yusuf Al Faryabi, Maki bin Ibrahim Al Bakhi, Muhammad bin Yusuf al Baykandi dan Ibnu Rahwahih. Selain itu ada 289 ahli hadits yg haditsnya dikutip dlm kitab Shahih-nya.
Kejeniusan Imam Bukhari Bukhari diakui memiliki daya hapal tinggi, yg diakui oleh kakaknya Rasyid bin Ismail. Kakak sang Imam ni menuturkan, pernah Bukhari muda dan beberapa murid lainnya mengikuti kuliah dan ceramah cendekiawan Balkh. Tidak seperti murid lainnya, Bukhari tak pernah membuat catatan kuliah. Ia sering dicela membuang waktu karena tak mencatat, tapi Bukhari diam tak menjawab. Suatu hari, karena merasa kesal terhadap celaan itu, Bukhari meminta kawan-kawannya membawa catatan mereka, kemudian beliau membacakan secara tepat apa yg pernah disampaikan selama dlm kuliah dan ceramah tersebut. Tercenganglah mereka semua, lantaran Bukhari ternyata hafal di luar kepala 15.000 hadits, lengkap dgn keterangan yg tak sempat mereka catat.
Ketika sedang berada di Bagdad, Imam Bukhari pernah didatangi oleh 10 orang ahli hadits yg ingin menguji ketinggian ilmu beliau. Dalam pertemuan itu, 10 ulama tersebut mengajukan 100 buah hadits yg sengaja "diputar-balikkan" untk menguji hafalan Imam Bukhari. Ternyata hasilnya mengagumkan. Imam Bukhari mengulang kembali secara tepat masing-masing hadits yg salah tersebut, lalu mengoreksi kesalahannya, kemudian membacakan hadits yg benarnya. Ia menyebutkan seluruh hadits yg salah tersebut di luar kepala, secara urut, sesuai dgn urutan penanya dan urutan hadits yg ditanyakan, kemudian membetulkannya. Inilah yg sangat luar biasa dari sang Imam, karena beliau mampu menghafal hanya dlm waktu satu kali dengar.

Selain terkenal sebagai seorang ahli hadits, Imam Bukhari ternyata tak melupakan kegiatan lain, yakni olahraga. Ia misalnya sering belajar memanah sampai mahir, sehingga dikatakan sepanjang hidupnya, sang Imam tak pernah luput dlm memanah kecuali hanya dua kali. Keadaan itu timbul sebagai pengamalan sunnah Rasul yg mendorong dan menganjurkan kaum Muslimin belajar menggunakan anak panah dan alat-alat perang lainnya.

Karya-karya Imam Bukhari Karyanya yg pertama berjudul "Qudhaya as Shahabah wat Tabi’ien" (Peristiwa-peristiwa Hukum di zaman Sahabat dan Tabi’ien). Kitab ni ditulisnya ketika masih berusia 18 tahun. Ketika menginjak usia 22 tahun, Imam Bukhari menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci bersama-sama dgn ibu dan kakaknya yg bernama Ahmad. Di sanalah beliau menulis kitab "At-Tarikh" (sejarah) yg terkenal itu. Beliau pernah berkata, "Saya menulis buku "At-Tarikh" di atas makam Nabi Muhammad SAW di waktu malam bulan purnama".
Karya Imam Bukhari lainnya antara lain adlh kitab Al-Jami' ash Shahih, Al-Adab al Mufrad, At Tharikh as Shaghir, At Tarikh Al Awsat, At Tarikh al Kabir, At Tafsir Al Kabir, Al Musnad al Kabir, Kitab al 'Ilal, Raf'ul Yadain fis Salah, Birrul Walidain, Kitab Ad Du'afa, Asami As Sahabah dan Al Hibah. Diantara semua karyanya tersebut, yg paling monumental adlh kitab Al-Jami' as-Shahih yg lebih dikenal dgn nama Shahih Bukhari.
Dalam sebuah riwayat diceritakan, Imam Bukhari berkata: "Aku bermimpi melihat Rasulullah saw., seolah-olah aku berdiri di hadapannya, sambil memegang kipas yg kupergunakan untk menjaganya. Kemudian aku tanyakan mimpi itu kepada sebagian ahli ta'bir, ia menjelaskan bahwa aku akan menghancurkan dan mengikis habis kebohongan dari hadits-hadits Rasulullah saw. Mimpi inilah, antara lain, yg mendorongku untk melahirkan kitab Al-Jami' As-Sahih."
Dalam menghimpun hadits-hadits shahih dlm kitabnya tersebut, Imam Bukhari menggunakan kaidah-kaidah penelitian secara ilmiah dan sah yg menyebabkan keshahihan hadits-haditsnya dpt dipertanggungjawabkan. Ia berusaha dgn sungguh-sungguh untk meneliti dan menyelidiki keadaan para perawi, serta memperoleh secara pasti kesahihan hadits-hadits yg diriwayatkannya.
Imam Bukhari senantiasa membandingkan hadits-hadits yg diriwayatkan, satu dgn lainnya, menyaringnya dan memilih mana yg menurutnya paling shahih. Sehingga kitabnya merupakan batu uji dan penyaring bagi hadits-hadits tersebut. Hal ni tercermin dari perkataannya: "Aku susun kitab Al Jami' ni yg dipilih dari 600.000 hadits selama 16 tahun."
Banyak para ahli hadits yg berguru kepadanya, diantaranya adlh Syekh Abu Zahrah, Abu Hatim Tirmidzi, Muhammad Ibn Nasr dan Imam Muslim bin Al Hajjaj (pengarang kitab Shahih Muslim). Imam Muslim menceritakan : "Ketika Muhammad bin Ismail (Imam Bukhari) datang ke Naisabur, aku tak pernah melihat seorang kepala daerah, para ulama dan penduduk Naisabur yg memberikan sambutan seperti apa yg mereka berikan kepadanya." Mereka menyambut kedatangannya dari luar kota sejauh dua / tiga marhalah (100 km), sampai-sampai Muhammad bin Yahya Az Zihli (guru Imam Bukhari) berkata : "Barang siapa hendak menyambut kedatangan Muhammad bin Ismail besok pagi, lakukanlah, sebab aku sendiri akan ikut menyambutnya."
Penelitian Hadits Untuk mengumpulkan dan menyeleksi hadits shahih, Bukhari menghabiskan waktu selama 16 tahun untk mengunjungi berbagai kota guna menemui para perawi hadits, mengumpulkan dan menyeleksi haditsnya. Diantara kota-kota yg disinggahinya antara lain Bashrah, Mesir, Hijaz (Mekkah, Madinah), Kufah, Baghdad sampai ke Asia Barat. Di Baghdad, Bukhari sering bertemu dan berdiskusi dgn ulama besar Imam Ahmad bin Hanbali. Dari sejumlah kota-kota itu, ia bertemu dgn 80.000 perawi. Dari merekalah beliau mengumpulkan dan menghafal satu juta hadits.
Tapi tak semua hadits yg ia hapal kemudian diriwayatkan, melainkan terlebih dahulu diseleksi dgn seleksi yg sangat ketat, diantaranya apakah sanad (riwayat) dari hadits tersebut bersambung dan apakah perawi (periwayat / pembawa) hadits itu terpercaya dan tsiqqah (kuat). Menurut Ibnu Hajar Al Asqalani, akhirnya Bukhari menuliskan sebanyak 9082 hadis dlm karya monumentalnya Al Jami' as-Shahih yg dikenal sebagai Shahih Bukhari.
Dalam meneliti dan menyeleksi hadits dan diskusi dgn para perawi tersebut, Imam Bukhari sangat sopan. Kritik-kritik yg ia lontarkan kepada para perawi jg cukup halus tapi tajam. Kepada para perawi yg sudah jelas kebohongannya ia berkata, "perlu dipertimbangkan, para ulama meninggalkannya / para ulama berdiam dari hal itu" sementara kepada para perawi yg haditsnya tak jelas ia menyatakan "Haditsnya diingkari". Bahkan banyak meninggalkan perawi yg diragukan kejujurannya. Beliau berkata "Saya meninggalkan 10.000 hadits yg diriwayatkan oleh perawi yg perlu dipertimbangkan dan meninggalkan hadits-hadits dgn jumlah yg sama / lebih, yg diriwayatan oleh perawi yg dlm pandanganku perlu dipertimbangkan".
Banyak para ulama / perawi yg ditemui sehingga Bukhari banyak mencatat jati diri dan sikap mereka secara teliti dan akurat. Untuk mendapatkan keterangan yg lengkap mengenai sebuah hadits, mencek keakuratan sebuah hadits ia berkali-kali mendatangi ulama / perawi meskipun berada di kota-kota / negeri yg jauh seperti Baghdad, Kufah, Mesir, Syam, Hijaz seperti yg dikatakan beliau "Saya telah mengunjungi Syam, Mesir dan Jazirah masing-masing dua kali, ke Basrah empat kali menetap di Hijaz selama enam tahun dan tak dpt dihitung berapa kali saya mengunjungi Kufah dan Baghdad untk menemui ulama-ulama ahli hadits."
Disela-sela kesibukannya sebagai sebagai ulama, pakar hadits, ia jg dikenal sebagai ulama dan ahli fiqih, bahkan tak lupa dgn kegiatan kegiatan olahraga dan rekreatif seperti belajar memanah sampai mahir, bahkan menurut suatu riwayat, Imam Bukhari tak pernah luput memanah kecuali dua kali.
Metode Imam Bukhari dlm Menulis Kitab Hadits Sebagai intelektual muslim yg berdisiplin tinggi, Imam Bukhari dikenal sebagai pengarang kitab yg produktif. Karya-karyanya tak hanya dlm disiplin ilmu hadits, tapi jg ilmu-ilmu lain, seperti tafsir, fikih, dan tarikh. Fatwa-fatwanya selalu menjadi pegangan umat sehingga ia menduduki derajat sebagai mujtahid mustaqil (ulama yg ijtihadnya independen), tak terikat pd mazhab tertentu, sehingga mempunyai otoritas tersendiri dlm berpendapat dlm hal hukum.
Pendapat-pendapatnya terkadang sejalan dgn Imam Abu Hanifah (Imam Hanafi, pendiri mazhab Hanafi), tetapi terkadang bisa berbeda dgn beliau. Sebagai pemikir bebas yg menguasai ribuan hadits shahih, suatu saat beliau bisa sejalan dgn Ibnu Abbas, Atha ataupun Mujahid dan bisa jg berbeda pendapat dgn mereka.
Diantara puluhan kitabnya, yg paling masyhur ialah kumpulan hadits shahih yg berjudul Al-Jami' as-Shahih, yg belakangan lebih populer dgn sebutan Shahih Bukhari. Ada kisah unik tentang penyusunan kitab ini. Suatu malam Imam Bukhari bermimpi bertemu dgn Nabi Muhammad saw., seolah-olah Nabi Muhammad saw. berdiri dihadapannya. Imam Bukhari lalu menanyakan makna mimpi itu kepada ahli mimpi. Jawabannya adlh beliau (Imam Bukhari) akan menghancurkan dan mengikis habis kebohongan yg disertakan orang dlm sejumlah hadits Rasulullah saw. Mimpi inilah, antara lain yg mendorong beliau untk menulis kitab "Al-Jami 'as-Shahih".
Dalam menyusun kitab tersebut, Imam Bukhari sangat berhati-hati. Menurut Al-Firbari, salah seorang muridnya, ia mendengar Imam Bukhari berkata. "Saya susun kitab Al-Jami' as-Shahih ni di Masjidil Haram, Mekkah dan saya tak mencantumkan sebuah hadits pun kecuali sesudah shalat istikharah dua rakaat memohon pertolongan kepada Allah, dan sesudah meyakini betul bahwa hadits itu benar-benar shahih". Di Masjidil Haram-lah ia menyusun dasar pemikiran dan bab-babnya secara sistematis.
Setelah itu ia menulis mukaddimah dan pokok pokok bahasannya di Rawdah Al-Jannah, sebuah tempat antara makam Rasulullah dan mimbar di Masjid Nabawi di Madinah. Barulah setelah itu ia mengumpulkan sejumlah hadits dan menempatkannya dlm bab-bab yg sesuai. Proses penyusunan kitab ni dilakukan di dua kota suci tersebut dgn cermat dan tekun selama 16 tahun. Ia menggunakan kaidah penelitian secara ilmiah dan cukup modern sehingga hadits haditsnya dpt dipertanggung-jawabkan.
Dengan bersungguh-sungguh ia meneliti dan menyelidiki kredibilitas para perawi sehingga benar-benar memperoleh kepastian akan keshahihan hadits yg diriwayatkan. Ia jg selalu membandingkan hadits satu dgn yg lainnya, memilih dan menyaring, mana yg menurut pertimbangannya secara nalar paling shahih. Dengan demikian, kitab hadits susunan Imam Bukhari benar-benar menjadi batu uji dan penyaring bagi sejumlah hadits lainnya. "Saya tak memuat sebuah hadits pun dlm kitab ni kecuali hadits-hadits shahih", katanya suatu saat.
Di belakang hari, para ulama hadits menyatakan, dlm menyusun kitab Al-Jami' as-Shahih, Imam Bukhari selalu berpegang teguh pd tingkat keshahihan paling tinggi dan tak akan turun dari tingkat tersebut, kecuali terhadap beberapa hadits yg bukan merupakan materi pokok dari sebuah bab.
Menurut Ibnu Shalah, dlm kitab Muqaddimah, kitab Shahih Bukhari itu memuat 7275 hadits. Selain itu ada hadits-hadits yg dimuat secara berulang, dan ada 4000 hadits yg dimuat secara utuh tanpa pengulangan. Penghitungan itu jg dilakukan oleh Syekh Muhyiddin An Nawawi dlm kitab At-Taqrib. Dalam hal itu, Ibnu Hajar Al-Atsqalani dlm kata pendahuluannya untk kitab Fathul Bari (yakni syarah / penjelasan atas kitab Shahih Bukhari) menulis, semua hadits shahih yg dimuat dlm Shahih Bukhari (setelah dikurangi dgn hadits yg dimuat secara berulang) sebanyak 2.602 buah. Sedangkan hadits yg mu'allaq (ada kaitan satu dgn yg lain, bersambung) tapi marfu (diragukan) ada 159 buah. Adapun jumlah semua hadits shahih termasuk yg dimuat berulang sebanyak 7397 buah. Perhitungan berbeda diantara para ahli hadits tersebut dlm mengomentari kitab Shahih Bukhari semata-mata karena perbedaan pandangan mereka dlm ilmu hadits.
Terjadinya Fitnah Muhammad bin Yahya Az-Zihli berpesan kepada para penduduk agar menghadiri dan mengikuti pengajian yg diberikannya. Ia berkata: "Pergilah kalian kepada orang alim dan saleh itu, ikuti dan dengarkan pengajiannya." Tapi tak lama kemudian ia mendapat fitnah dari orang-orang yg dengki. Mereka menuduh sang Imam sebagai orang yg berpendapat bahwa "Al-Qur'an adlh makhluk".
Hal inilah yg menimbulkan kebencian dan kemarahan gurunya, Az-Zihli kepadanya. Kata Az-Zihli : "Barang siapa berpendapat bahwa lafadz-lafadz Al-Qur'an adlh makhluk, maka ia adlh ahli bid'ah. Ia tak boleh diajak bicara dan majelisnya tak boleh didatangi. Dan barang siapa masih mengunjungi majelisnya, curigailah dia." Setelah adanya ultimatum tersebut, orang-orang mulai menjauhinya.
Sebenarnya, Imam Bukhari terlepas dari fitnah yg dituduhkan kepadanya itu. Diceritakan, seseorang berdiri dan mengajukan pertanyaan kepadanya: "Bagaimana pendapat Anda tentang lafadz-lafadz Al-Qur'an, makhluk ataukah bukan?" Bukhari berpaling dari orang itu dan tak mau menjawab kendati pertanyaan itu diajukan sampai tiga kali.
Tetapi orang itu terus mendesak. Ia pun menjawab: "Al-Qur'an adlh kalam Allah, bukan makhluk, sedangkan perbuatan manusia adlh makhluk dan fitnah merupakan bid'ah." Pendapat yg dikemukakan Imam Bukhari ini, yakni dgn membedakan antara yg dibaca dgn bacaan, adlh pendapat yg menjadi pegangan para ulama ahli tahqiq (pengambil kebijakan) dan ulama salaf. Tetapi dengki dan iri adlh buta dan tuli. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Bukhari pernah berkata : "Iman adlh perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang. Al-Quran adlh kalam Allah, bukan makhluk. Sahabat Rasulullah SAW, yg paling utama adlh Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali. Dengan berpegang pd keimanan inilah aku hidup, aku mati dan dibangkitkan di akhirat kelak, insya Allah." Di lain kesempatan, ia berkata: "Barang siapa menuduhku berpendapat bahwa lafadz-lafadz Al-Qur'an adlh makhluk, ia adlh pendusta."
Wafatnya Imam Bukhari Suatu ketika penduduk Samarkand mengirim surat kepada Imam Bukhari. Isinya, meminta dirinya agar menetap di negeri itu (Samarkand). Ia pun pergi memenuhi permohonan mereka. Ketika perjalanannya sampai di Khartand, sebuah desa kecil terletak dua farsakh (sekitar 10 Km) sebelum Samarkand, ia singgah terlebih dahulu untk mengunjungi beberapa familinya. Tapi disana beliau jatuh sakit selama beberapa hari. Dan Akhirnya meninggal pd tanggal 31 Agustus 870 M (256 H) pd malam Idul Fitri dlm usia 62 tahun kurang 13 hari. Beliau dimakamkan selepas Shalat Dzuhur pd Hari Raya Idul Fitri. Sebelum meninggal dunia, ia berpesan bahwa jika meninggal nanti jenazahnya agar dikafani tiga helai kain, tanpa baju dlm dan tak memakai sorban. Pesan itu dilaksanakan dgn baik oleh masyarakat setempat. Beliau meninggal tanpa meninggalkan seorang anakpun.

other source : http://okezone.com, http://gudangilmu93.blogspot.com, http://tempo.co

0 Response to "Tidak Pernah Mencatat Saat Kuliah Tapi Bisa Hafal Materi Di Luar Kepala - Gaya Hidup"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *