This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Cerita Seks Umum - Cerita Sex

Cerita Seks Umum

fenifuah.blogspot.com - cerita seks umum

tante joyce kakak ambar - 1








Para pembaca yg budiman, pengalaman ni adlh kelanjutan dari kisahku sebelumnya yg berjudul 'Perkenalanku dgn Ambar'. Seperti yg sudah aku ceritakan pd kisah tersebut, bahwa Ambar tinggal di pinggiran kota Surabaya dgn kakak perempuannya yg jg sudah mempunyai 2 orang anak. Dan di rumah itu jg masih ada saudara yg lain dari suami Tante Joyce.


Pengalaman sex ku bersama Ambar sebelumnya, membuat aku semakin PD dgn kemampuanku untk bercinta. Karena tiap aku bercinta dgn seseorang, pasanganku selalu mengalami fantasi sex yg sebelumnya belum pernah mereka dapatkan.


Setelah kejadian malam itu di ruang tamu rumah Ambar, aku merasa peristiwa tersebut memang suatu keberuntungan bagiku karena kejadian tersebut, begitu saja tanpa ada rencana sebelumnya. Bercinta di ruang tamu dgn penerangan yg amat terang, sehingga aku tahu persis tiap centi lekuk tubuh Ambar yg memang masih ketat dan sexy, walaupun sudah punya satu anak.


Jam tanganku menunjukkan pukul 5.30 pagi, karena memang aku berjanji menjemput Ambar untk sama-sama berangkat ke kantor. Aku sengaja berangkat pagi karena tak ingin terbebelenggu oleh kemacetan kota metropolis sebesar Surabaya. Kebetulan lokasi kantor Ambar tak jauh dari lokasi tempat kerjaku, di daerah Basuki Rahmat yg terkenal dgn pusat perkantoran.


Tanpa terasa mobil starletku W 1xx sudah berada tepat di depan rumah Ambar, aku segera bergegas membuka pagar dan masuk ke terasnya.


"Tok.. Tok.. Tok" tanganku mengetuk daun pintu rumah Ambar.


Sesaat kemudian keluarlah seorang wanita setengah baya yg tinggi semampai dgn rambut terurai sepunggung, aroma parfumnya sangat menyengat hidungku. Tinggi semampai dgn ditambah paras wajah yg cukup cantik, membuat wanita setengah baya tersebut kelihatan lebih fresh.


"Cari siapa dik..?" tanya wanita tersebut.
"Mmm.. Anu Tante Ambarnya ada?" tanyaku balik.
"Ada silahkan masuk, " kata wanita itu sambil membuka lebar pintunya.


Aku segera mengikuti wanita tersbut masuk didalam ruang tamunya, mataku yg mulai nakal menikmati pinggul wanita itu yg berjalan membelakangiku. Pantatnya yg masih kencang tak menampakkan jika kakak perempuan Ambar sudah beranak 2.


Aku kembali mengingat kejadian saat bercinta dgn Ambar diruang tamu yg sekarang aku duduki. Memang luar biasa sekali kejadian saat itu, sepertinya ruang tamu di rumah Ambar ni menjadi saksi bisu permainan sex ku bersama Ambar.


Selang beberapa waktu, aku dikejutkan dgn wanita yg tadi menerimaku.


"Dik, si Ambar masih mandi tuh" kata wanita tersebut.
"Tidak apa-apa.. Mbak.." kataku terputus karena memang belum tahu namnya.
"Panggil aja Joyce, " wanita itu mengenalkan diri.
"Bb.. Baik Tante Joyce, aku tunggu aja deh, " jawabku gugup.
"Kamu Dandy kan?" tanya Tante Joyce.
"Iya Tante, tapi kok Tante tahu nama saya?" tanyaku balik.
"Tahu dong, Tante tahu semua kok, " kata Tante Joyce sambil tersenyum.
"Maksud Tante..?" tanyaku agak nervous.
"Tante tahu kok saat kamu anterin pulang Ambar dan.." wanita itu terdiam.
"Dan apa Tante?" tanyaku penasaran.
"Dan hebatnya permainan sex kamu saat bercinta dgn adikku"


Ups! dadaku terasa meledak dan detak jantungku berpacu dgn cepat, aku terasa malu. Tubuhku langsung merasa lemas karena saat itu aku yakin sekali tak ada seorang pun dirumah, karena memang Ambar sudah bilang tak ada siapa-siapa. Aku terdiam dan tertunduk malu tak berani menatap wajah Tante Joyce, dan aku semakin salah tingkah karena tertangkap basah saat bercinta!!


Jam ditanganku terasa lama sekali, padahal aku berharap jam itu berputar secepatnya hingga aku segera meninggalkan ruangan ini.


"Dandy, kenapa kok kamu jadi murung begitu?" tanya Tante Joyce.
"Mm.. Anu.. Nggaak.. Ada.. Apa-apa.. Kok" kataku terbatah-batah.
"Maaf Tante Joyce, atas kejadian malam itu" pintaku meminta maaf.
"Tidak apa-apa kok Dandy, Tante tak marah kok, " kata Tante Joyce.
"Terima kasih Tante.." kataku singkat.
"Cuman.. Tante punya syarat, " kata Tante Joyce.
"Apa itu Tante..?" tanyaku penasaran.


Tante Joyce tak menjawab dan langsung berdiri dari tempat duduknya, sesaat kemudian wanita tersebut sudah menarik pergelangan tanganku. Aku digandeng masuk ke dlm ruangan dapur, saat itu detak jantungku berpacu dgn cepat dan memikirkan apa yg akan diperbuat wanita tersebut. Saat aku masih belum tahu apa yg akan dilakukan Tante Joyce, wanita itu langsung membalikkan badannya. Sehingga wajahku hanya berjarak beberapa centi saja dgn wajah Tante Joyce.


"Tante tak akan mempermasalahkan kejadian malam itu, asal kamu jg mau memberikan apa yg sudah kamu berikan sama adikku" katanya.
"Maksud Tttaann.. tee..?" kataku gugup.


Tante langsung menyambar bibirku dgn penuh gairah, sesaat aku baru sadar bahwa apa yg diharapkan wanita setengah baya itu adlh BERCINTA! Aku berusaha melepaskan ciuman Tante Joyce.


"Tante.. Nanti ada anak-anak.." kataku menghindar.
"Anak-anak lagi berlibur dirumah neneknya" jelas Tante Joyce.
"Nanti ada Ambar Tante.." kataku berusaha bertahan.
"Jangan khawatir, itu urusan Tante.." kata Tante Joyce.


Belum selesai perkataan tersebut, Tante Joyce kembali menyambar bibirku yg kata kaum hawa sangat sensual.


"Hmm.." suara Tante Joyce melumat bibirku.


Kedua tangan Tante Joyce sudah melingkar di pinggulku, sehingga bongkahan daging kembar didadanya terasa menekan bidang dadaku. Tante Joyce semakin merapatkan pelukannya sehingga aku menerka, wanita tersebut tak menggunakan bra dibalik dasternya.


Lidah Tante Joyce semakin bernafsu mencari-cari lidahku, hingga aku sempat tersengal saat lidahku dihisap dalam-dalam. Sesekali telapak tangannya dgn jari-jari nya yg lentik, meremas kedua bongkahan daging pantatku. Dan jujur saja hal itu menimbulkan rangsangan yg luar biasa, syaraf kelaki-lakianku sepontan melonjak di ubun-ubun. Aku semakin terbawa aliran nafsu yg sudah dialirkan oleh Tante Joyce, tanganku bergerak begitu lincahnya seakan mempunyai sepasang mata yg bisa melihat bagian-bagian sensasional yg perlu di remas.


Sesekali tanganku mulai mengelus permukaan buah dada Tante Joyce dari luar dasternya, aku rasakan betul bahwa wanita ni benar-benar sudah terangsang hebat. Terbukti saat jariku memilin-milin puntingnya, begitu keras dan kencang berdiri. Tanganku berpindah-pindah dari buah dada, pinggil dan pnatat Tante Joyce sesekali aku remas seolah tak terima dgn remasan jarinya dipantatku sebelumnya. LIdah dan bibir Tante Joyce menari-nari diseluruh permukaan aku, semakin panas dan menjadi saat jariku mulai menarik ke atas daster yg dikenakan kakak Ambar tersebut.


Jariku dgn lihai meremas dan mengelus permukaan pantat Tante Joyce, sesekali aku menyisipkan jari telunjukku di tengah bongkahan pantatnya.


"Aakhh.. Danndy.." rintih Tante Joyce saat jari telunjukku, aku mainkan pd lubang anal wanita tersbut.
"Ohh.. Danddyy.. Tante nggak tahan.." kata Tante Joyce merintih.


Sambil berkata demikian, wanita tersebut menekan pundakku supaya jongkok menghadap selangkangannya. Aku tahu persis dgn apa yg diharapakan Tante Joyce, lidahku mulai menjilati lutut wanita itu yg masih dlm posisi berdiri. Jilatanku semakin menjadi dan menuju ke pangkal paha Tante Joyce, tanganku tak ada hentinya meremas, pantat Tante Joyce yg masih kencang.


Tidak terlalu sulit untk menyingkap daster yg dikenakan Tante Joyce karena wanita tersebut membantu mengangkat bagian depan dasternya. Sehingga nampak jelas 'hutan lebat' yg tumbuh di tengah selangkangan wanita tersebut bagian tengahnya sudah basah dgn lendir yg keluar dari lubang kewanitaanya saat kamu bercumbu sebelumya. Ternyata dari tadi Tante Joyce sudah tak mengenakan bra maupun CD dan sepertinya wanita ni sudah merencanakan hal ni terjadi.


"Akkhh.. Aaowww.." rintihnya ketika lidahku mulai mendarat dipermukaan bibir vaginanya. LIdahku menari-nari bagaikan tarian tanggo argentina dipermukaan bibir vaginya.
"Okkhh.. Teruss.. Danddyy.. Hisaapp saayaanngg, " rintih Tante Joyce.


Rintihan Tante Joyce membuat aku semakin berani memerankan lidahku dlm menjelajahi lubang vaginanya. Wanita itu membuka lebar-lebar kakinya, sehingga memudahkan aku untk mengocok, menghisap, dan menjilat vaginanya yg mulai basah dibanjiri lendir kenikmatan dari lubang vaginanya.


Aku melihat, jelas Tante Joyce menggunakan kedua tangannya untk meremas, mengusap dan menekan buah dadanya. Sesekali jarinya yg lentik, memainkan puntingnya yg semakin kencang. Saat wanita itu sibuk dgn aktivitas tangannya, aku mencoba memberikan sentuhan lain dlm bercinta. Aku merubah posisiku yg awalnya jongkok di depan selangkangan Tante Joyce, aku segera merangkak diantara kedua kakinya yg seang terbuka lebar. Sehingga sekarang aku berjongkok di belakang pantat Tante Joyce.


"Aauughh.. Sss.." rintih Tante Joyce ketika lidahku mulai mendarat dipermukaan pantatnya. Aku segera menyibak kedua bongkahan pantat, dan nampak jelas lubang analnya yg begitu bersih.
"Akkhh.. gillaa.. Kaamuu Danndyy, " rintih wainta itu kembali.


Lidahku langsung menjilati lubang anal Tante Joyce, dan seperti yg sudah aku dapatkan tentang pengetahuan dari buku-buku maupun film BF yg aku tonton. Ternyata lubang anal jg merupakan bagian yg paling sensitif bagi kaum hawa, dan itu terbukti dgn menggeliatnya tubuh Tante Joyce ketika lidahku manari-nari dilubang analnya.


"Dannddy.. Sss.." desahnya Tante Joyce.


Jari telunjukku berputar-putar sesaat di permukaan clitorisnya dan beberapa saat kemudian, jari tengahku mulai bergerak keluar masuk dilubang vagina Tante Joyce.


"Ohh.. Tteruuss.. Tanttee.. mau dappet.." katanya liar.


Sesaat kemudian aku kembali merubah posisiku semula, kedua tangan Tante Joyce menahan tubuhnya di permukaan kulkas. Sedangkan kedua kakinya terbuka lebar, sehingga dgn mudah lidahku menari-nari di ujung clitorisnya. Semakin kencang desahan Tante Joyce semakin lair pula lidahku menjilati clitorisnya. Jari telunjukku, yg sebelumnya terbenam pd lubang vagina Tante joyce, sekarang berbalik terbenam dilubang anal Tante Joyce.


Tubuh Tante Joyce semakin bergerak tak beraturan, naik-turun, maju-mundur, mengikuti aktivitas ganasnya lidahku.


"Danddyy.. Tanttee.. Keellu.. arr aagghh" rintih Tante Joyce panjang.


Bersamaan dgn rintihan panjang, kedua pahanya terasa menggapit kepalaku sehingga aku tak mendengar desahan panjangnya. Dan disaat itu pula aku rasakan lelehan lendir yg begitu banyak dari lubang kewanitaan Tante Joyce. Aku tak menghentikan aktivitasku, bahkan aku berusaha membuat Tante Joyce, kakak Ambar bisa menikmati jilatan lidahku untk membersihkan lendir yg baru saja dikeluarkan.


Disaat aku sedang asyik menikmati vagina Tante Joyce yg masih basah, tiba-tiba aku dikejutkan dgn tangan Tante Joyce yg mengangkat pundakku.


Sesaat kemudian dgn segala kemahirannya, Tante Joyce mengeluarkan penisku dari celanaku. Bagaikan di sebuah film BF yg pernah aku lihat, dgn pakaian kerja kantor lengkap dgn dasi yg aku kenakan, Tante Joyce hanya mengeluarkan penisku dari resleting celanaku saja.


"Hmm.. Kamu memang jantan Dandy.." puji Tante Joyce sambil mengelus penisku.


Bersamaan dgn hal itu, aku merasakan gesekan tangannya yg halus dipermukaan batang penisku. Sehingga hal itu menimbulkan rangsangan yg luas biasa. Sedetik kemudian, aku hanya bisa merem melek menikmati kuluman bibir Tante Joyce. Seluruh batang kemaluanku seperti ditelan habis dlm mulut Tante Joyce, sesekali lidahnya yg nakal menjilati 'kepala' penisku.


"Akhh.. Tantee.. Hisap terus.. Sss" rintihku dalam.

other source : http://news.detik.com, http://imgur.com, http://majalahabg.com

0 Response to "Cerita Seks Umum - Cerita Sex"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *