This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Renungan Kehidupan

Renungan Kehidupan
fenifuah.blogspot.com - Ketika Allah Swt. menciptakan Adam as. yg rencananya akan ditempatkan di muka bumi, para malaikat bertanya kepada Allah Swt. Mampukah manusia menempati bumi itu? Pasalnya, ketika itu bumi masih berputar tak pd porosnya, bergerak tanpa arah. Terjadilah dialog menarik:
Allah Swt: Aku akan menjadikan gunung.
Ketika gunung jadi, maka bumi menjadi tenang, bergerak pd posisi yg tetap.. Para Malaikat menjadi heran menyaksikan betapa kuatnya gunung yg menjadi pasak bumi.
Malaikat: Adakah yg lebih kuat dari gunung?
Allah Swt..: Ada, yaitu besi.
Malaikat: Adakah yg lebih kuat dari besi?
Allah Swt: Ada, yaitu api.
Malaikat: Adakah yg lebih kuat dari api?
Allah Swt: Ada, yaitu air.
Malaikat: Adakah yg lebih kuat dari air?
Allah Swt: Ada, yaitu angin.
Malaikat: Masih adakah yg lebih kuat dari angin?
Allah Swt: Ada, yaitu doa.

Bukan main,betapa kuatnya doa. Sayang banyak sekali manusia yg tak tahu kehebatannya. Doa dianggapnya hanya milik orang-orang yg tersudut dlm kehidupan dunia. Doa hanya akrab dgn mereka yg hidupnya sengsara. Doa diidentikkan dgn mereka yg melarat saja. Padahal, siapa bisa hidup tanpa doa?
Ketika seorang bayi lahir tamu-tamu berdatangan, baik famili maupun handai taulan. Mereka mengucapkan selamat kepada ibu / bapaknya atas kelahiran sang bayi. Apa arti ucapan selamat itu? Tidak lain adlh sebuah doa, selain kesyukuran yg mendalam.
Pada saat kita berpergian, entah ke mana, kitapun pamit kepada orang tua. Kita minta doa tentunya. Orang tua menyampaikan pesan agar berhati-hati di jalan, dan tak lupa memanjatkan doa semoga selamat sampai di tempat yg dituju.
Sebagai orang Islam, kita dianjurkan selalu menyampaikan salam tiap bertemu dgn sesama muslim, baik yg dikenal maupun tidak. Kita sampaikan ucapan Assalamu’alaikum, yg dijawan dgn wa’alaikumsalam. Apa artinya salam itu? Apa lagi kalau bukan doa. Bahkan orang-orang lain mengucapkan selamat pagi, siang, dan malampun, intinya adlh doa. Hanya saja caranya yg berbeda. Umat Islam mengikuti ajaran Nabi, sementara yg lain mengucapkan salam menurut adat istiadat / budaya setempat.
Doa sangatlah akrab dgn mereka yg konsisten menjalankan ibadah shalat. Karena hampir semua rangkaian shalat adlh doa. Sejak takbiratul ihram hingga salam selalu sarat dgn doa. Lantas bisakah kita lepas dari doa?
Seorang yg anti Tuhanpun sebenarnya jg mengenal doa. Mereka dlm berpidato, berkirim surat, ataupun berbicara, selalu menyelipkan kata semoga, mudah-mudahan, / kata-kata yg senada. Apa arti semua selipan perkataan itu? Lagi-lagi adlh doa, meskipun tak tahu ke mana menggantungkan harapannya.
Seorang ateis yg ikut berlayar, tiba-tiba mengetahui kapalnya dihempas ombak yg dahsyat. Semua alat komunikasi telah rusak, sementara tak terlihat di kejauhan kapal-kapal lain yg siap menolong. Dalam kondisi antara hidup dan mati seperti ni mereka menjerit, Tolonglah kami, tolonglah kami. Siapakah yg diharapkan dpt menolong terutama oleh sang ateis tadi? Alat komunikasi terputus, semua awak kapal jg sibuk sendiri-sendiri mencari selamat, sedang tiada satu kapalpun yg kelihatan. Pertanyaannya sekarang, teriakan tadi ditujukan kepada siapa?
Inilah yg belum dipahami banyak orang, utamanya kaum anti Tuhan. Mereka menyangkal adanya Tuhan, tapi hati kecilnya mengakui. Pada saat tertentu pastilah terungkap, seperti dlm kasus di atas..
Ketika kereta api dlm kecepatan tinggi tiba-tiba lepas remnya, semua penumpang ribut. Ada yg menangis, ada yg teriak-teriak, ada yg lari ke sana kemari, malah ada yg melompat sambil teriak, ada pula yg tenang sambil komat-kamit membaca doa dan istighfar. Yang belum shalat tiba-tiba ingat kewajibannya. Yang melakukan maksiat menyesali perbuatannya. Apa yg mereka perbuata adlh rangkaian doa keselamatan.. Hanya caranya yg berlainan.
Bagi orang yg tak beriman terikan histeris serta lolongan tangis adlh doa mereka. Hanya itu yg dpt mereka lakukan dlm mengatasi kekalutan, kegelisahan, dan ketakutan yg mencekam. Berbeda dgn yg punya iman. Mereka tenang menghadapi situasi seperti itu, tawakkal kepada Allah Swt. sambil memanjatkan doa demi keselamatannya.
Ada doa formal, ada pula doa informal. Doa formal adlh doa yg dilakukan oleh seorang muslim dgn sengaja dlm waktu-waktu tertentu dlm menghadapi situasi tertentu, dgn doa tertentu pula. Doa yg semacam ni telah diajarkan oleh Rasulullah Saw.
Hendak ke kamar mandi, ada doanya, demikian jg ketika keluar dari padanya. Hendak makan / sesudah makan jg ada doanya. Bepergian / naik kendaraan, Rasulullah Saw. mengajarkan doanya. Apalagi dlm rangkaian ibadah-ibadah mahdhah, maka doa itu terinci secara detail.
Berbeda dgn doa informal. Di sini tiada aturan yg pasti. Artinya teks doanya tak harus berbahasa Arab, jg tak harus sama dgn yg diajarkan Nabi. Waktu berdoa jg tak ditentukan, kapan saja kalau mau. Tidak harus menghadap kiblat, jg tak perlu mengangkat tangan. Sepintas, tapi merupakan doa.
Ketika seorang ibu dipamiti anaknya, ia berdoa semoga selamat sampai tujuan. Ketika istri ditinggal suaminya berangkat kerja / tugas luar kota, kontan berdoa semoga selamat, tiada hambatan dan jg tak tergoda oleh bermacam rayuan dunia, dan segera meraih apa yg dicarinya. Doa-doa semacam itu tak kalah pentingnya dgn doa yg formal.. Sama-sama dikabulkan oleh Allah Swt.
Mintalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan. (QS. Al-Mu’min: 60).
Waspada terhadap lidah kita, jangan sampai keperucut berdoa yg jelek. Seorang ibu yg marah-marah kepada anaknya, jangan sampai kelepasan doa yg bakal menyengsarakan anaknya, yg pd akhirnya jg menyengsarakan dirinya. Suatu contoh, seorang ibu, karena tak mampu mencegah anaknya pergi, lantas terucap kata-kata: ‘Teruskan pergi, nanti kamu mendapati celaka.’
Nama adlh doa, kata Rasulullah Saw. Setiap panggilan boleh diartikan memanjatkan doa bagi yg dipanggil. Untuk itu berilah nama-nama yg baik kepada anak-anak kita. Alangkah malangnya bila nama si anak itu jelek, / tak mengandung arti apa-apa.
Termasuk di dalamnya adlh pemberian gelar / nama-nama panggilan. Bila nama seseorang sudah baik, yg perlu dijaga jangan sampai dipanggil dgn laqab yg jelek. Hal ni dilarang oleh Islam, sebab nama adlh doa. Bisa jadi Allah Swt. mengabulkannya.
Nabi menganjurkan kepada siapa saja yg melakukan shalat hendaknya dgn konsentrasi tinggi. Bila ngantuk sebaiknya tidur dulu, karena bisa jadi lafadz-lafadz doanya salah / malah bertolak belakang. Maunya berdoa yg baik-baik, tapi jadi minta yg jelek.
Mohonlah apa saja kepada Allah Swt., sebab Dia tak pernah bosan menerima permohonan kita, malah senang. Dia Maha Kaya dan Maha Kuasa atas segala-galanya. Kepunyaan-Nya tiada pernah habis dibagi-bagi kepada manusia. Sebesar apapun yg kita minta, Allah Swt. pasti memilikinya, jg berkuasa untk mengabulkannya.
Bukan berarti bila kita sudah berdoa lantas semua menjadi beres. Allah Swt. jg menguji kesungguhan kita, apa kita benar-benar membutuhkannya. Mujahadah itu jg erat kaitannya dgn doa. Tidak mungkin orang yg mengharapkan sesuatu kemudian tenang-tenang duduk di kursi goyang. Mereka pasti berusaha dgn sungguh-sungguh. Bila sudah nampak demikian, Allah Swt. tak akan terlambat mengulurkan Tangan-Nya.

0 Response to "Renungan Kehidupan"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *