This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Islam Menjawab] Benarkah Kita Beriman Pada Allah?

Benarkah Kita Beriman Pada Allah? Oleh: Mustaqim Aziz
Twitter: @mustaqimaziz2

Sebagai seorang Muslim, tentulah sudah menjadi kewajiban bagi kita untk mengikuti semua apa yg diperintahkan oleh Allah Ta’ala, dan jg menjauhi apa-apa yg dilarang oleh-Nya. Inilah konsep keimanan yg kita yakini selama ini. Tapi ternyata masih saja ada sebagian umat Islam yg tak mempedulikan perihal tersebut. Bukannya menaati perintah dan menjauhi larangan-Nya, sebagian umat ni justru melakukan hal yg sebaliknya. Mengerjakan yg dilarang, dan menjauhi yg seharusnya dikerjakan. Tak sedikit jg yg melakukan hal tersebut karena “dipaksa” oleh keadaan. Sehingga mau tak mau, harus melakukan hal-hal yg dilarang oleh-Nya.
Pada bulan Desember misalnya, banyak umat Islam yg dgn terpaksa ataupun suka rela, menggunakan atribut-atribut kaum Nasrani. Ini biasa terjadi dan dilakukan oleh beberapa Umat Islam yg statusnya adlh pekerja mall, restoran, perkantoran, ataupun tempat hiburan lainnya. Alih-alih tuntutan pekerjaan, mereka akhirnya memakai atribut tersebut. Padahal ni justru bertentangan dgn hakikat keimanan kita. Meyakini dgn hati, mengucapkan dgn lisan, dan melakukan dgn perbuatan. Mengaku sebagai orang yg beriman, mengucapkan kalimat syahadat, tapi pd prakteknya justru mengikuti cara-cara orang kafir, sama saja kita telah “membohongi” keimanan kita. “kalau kami menolak, maka kami akan dipecat.” Beberapa orang akan melontarkan hal yg demikian, jadi seolah-olah, ancaman pemecatan itu boleh dijadikan alasan untk tetap menggunakan atribut kaum Nasrani. Padahal Rasulullah SAW pernah bersabda “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud).

Ada sebuah contoh lagi. Kejadian ni mungkin banyak menimpa kaum Muslimin yg bekerja sebagai buruh pabrik. Seperti yg telah kita ketahui, bahwa tiap hari jumat laki-laki yg beragama Islam wajib hukumnya untk melaksanakan Shalat Jumat berjamaah di masjid. Namun, pd kenyataannya, tak sedikit yg justru meninggalkan Shalat Jumat hanya karena alasan pekerjaan. “Mesin tak boleh dimatikan, harus ada yg jaga, jadi kami tak bisa Shalat Jumat karena jaga mesin”. Ini umumnya terjadi di sejumlah pabrik-pabrik tekstil yg ada di negeri ini. Para pegawainya yg Muslim, ketika hari Jumat tiba, mereka kesulitan untk Shalat Jumat, lantaran “perintah” atasan yg melarang untk menghentikan mesin. Alasannya, bila mesin dimatikan, perusahaan akan mengalami kerugiaan yg besar. Dan “kerugian besar” dlm hal material menjadi alasan untk tak mengerjakan kewajiban yg satu ini. Padahal sebagai Umat Islam, kita telah sepakat meyakini bahwa shalat merupakan salah satu dari 5 (lima) rukun Islam setelah syahadat. Bahkan shalat adlh batas yg membedakan seorang Muslim dgn orang kafir.
Bila kita masih saja meninggalkan kewajiban kita sebagai seorang Muslim, hanya karena alasan duniawi, maka seperti itu pula kita memperlakukan Allah s.w.t. Kita akan menyembah Allah, apabila ada keuntungan material yg kita dapati, bila tidak, bisa jadi Allah pun tak lagi kita sembah. Memang sudah semestinya kita sadari “sudah sejauh mana keimanan kita terhadap Allah?”. Jangan-jangan, statement kalau kita beriman itu hanya sekedar di bibir saja, tapi hati kita tak meyakininya. Akibat hati yg tak sepenuhnya meyakini, akhirnya, perbuatan kita pun tak mencerminkan seperti orang yg beriman. Kita, disadari / tidak, telah menukar keimanan kita dgn dunia. Kita telah “menghargai” Tuhan kita dgn harga yg sangat murah. Kita mengkhawatirkan kehidupan dunia yg sementara, dgn menjadikan akhirat kita sebagai taruhannya.
Ya Allah, janganlah Kau palingkan hati kami sehingga kami menjadi terpukau pd kesenangan dunia yg semu. Jangan pula Kau sesatkan kami dari jalan kebanaran ini, dari jalan Islam yg mulia ini. Aamiin.
Sumber: eramuslim. Disadur dgn sedikit perbaikan.

0 Response to "[Islam Menjawab] Benarkah Kita Beriman Pada Allah?"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *